LasserNewsToday, Beijing (China) |
Kementerian Pendidikan China mengatakan pada Rabu (28/07/2021) mengatakan bahwa mereka telah mulai menerapkan kampanye untuk menghentikan layanan bimbingan belajar setelah jam sekolah yang diberikan (dikelola) oleh guru yang bekerja untuk sekolah dasar dan menengah negeri.
Pekan lalu, China mengeluarkan ‘aturan-aturan menyapu’ yang melarang les setelah sekolah mencari keuntungan dalam mata pelajaran sekolah inti, dalam upaya untuk meningkatkan angka kelahiran dengan menurunkan biaya hidup keluarga. Kebijakan tersebut juga membatasi investasi asing di sektor tersebut.
Dalam sebuah pernyataan di situs web-nya, Kementerian juga mengatakan bahwa mereka juga akan menangani guru yang menerima suap secara ilegal, dan menunjukkan ‘toleransi nol’ terhadap guru yang ‘mengajar hanya setelah kelas tetapi tidak selama kelas’.
Aturan baru ini mengancam akan menghancurkan industri les privat China senilai $120 miliar dan memicu aksi jual besar-besaran di saham perusahaan les yang diperdagangkan di Hong Kong dan New Oriental Education & Technology Group, dan Koolearn Technology Holding Ltd.
Di bawah aturan baru ini, semua institusi yang menawarkan bimbingan belajar pada kurikulum sekolah akan terdaftar sebagai organisasi nirlaba.
[Sumber: Reuters; Reporter: Yingzhi Yang dan Tony Munroe; Editor: Kevin Liffey; Alih bahasa: Marolop Nainggolan-LNT]
(MN-Lnsr/ed. MN-Red)
Discussion about this post