LasserNewsToday, Tunis (Tunisia) |
Parlemen Tunisia pada Selasa (26/01/2021) menyetujui perombakan Kabinet yang memperdalam konflik antara Perdana Menteri dan Presiden. Persetujuan prombakan Kabinet itu terjadi di saat ratusan orang di luar gedung parlemen yang dibarikade ketat memprotes ketidaksetaraan sosial dan pelanggaran polisi.
Polisi anti huru-hara mengarahkan meriam air kepada pengunjuk rasa di luar gedung parlemen pada Selasa (26/01/2021) pagi, mencoba untuk membubarkan unjuk rasa terbesar sejak demonstrasi dimulai bulan ini.
Ratusan pengunjuk rasa telah berbaris dari distrik Ettadhamen di ibu kota Tunisia, Tunis, tempat kaum muda bentrok dengan polisi beberapa malam bulan ini, dan ratusan lainnya bergabung di dekat gedung parlemen.
Dalam perombakan Kabinet tersebut, Perdana Menteri Tunisia, Hichem Mechichi menunjuk 11 menteri baru, dan berharap hal itu akan ‘menyuntikkan darah baru’ ke dalam pemerintahannya.
“Anak-anak muda yang memprotes di luar (gedung) parlemen mengingatkan kami pada prioritas kami. Protes mereka sah, dan Pemerintah akan mendengarkan pemuda yang marah.” Kata Mechichi.
Namun Presiden Tunisia, Kais Saied, pada Senin (25/01/2021) mengindikasikan akan menolak perombakan Kabinet, mengutuk ketidakhadiran perempuan di antara para menteri baru dan mengatakan beberapa kemungkinan anggota Kabinet baru mungkin memiliki konflik kepentingan.
Saied yang menunjuk Mechichi tahun lalu tetapi mempermasalahkan beberapa langkahnya dan mengatakan dia tidak akan bersumpah pada setiap menteri yang dicurigai korupsi.
Polisi memblokir pawai dengan barikade untuk mencegah pengunjuk rasa yang mendekati gedung parlemen tempat anggota parlemen memperdebatkan perombakan Pemerintah.
“Pemerintah yang hanya menggunakan polisi untuk melindungi diri dari rakyat – tidak memiliki legitimasi lagi.” Ujar salah seorang pengunjuk rasa, Salem Ben Saleh, yang saat ini sedang menganggur.
Belakangan diketahui, polisi juga memblokir Avenue Habib Bourguiba, jalan raya dengan deretan pepohonan luas yang merupakan rumah bagi Kementerian Dalam Negeri dan tempat protes besar secara tradisional, ketika para demonstran mencoba berkumpul di sana.
Perayaan Musim Semi Arab
Protes berkobar pada awal bulan ini, pada peringatan 10 tahun revolusi Tunisia 2011 yang menginspirasi ‘Musim Semi Arab’, dan memperkenalkan demokrasi di negara Afrika Utara tersebut.
Kelumpuhan politik dan kemerosotan ekonomi telah membebani banyak orang Tunisia sebagai akibat dari pemberontakan.
Kebuntuan politik di Tunisia sejak Pemilu pada 2019 lalu telah menghalangi upaya untuk mengatasi masalah ekonomi yang ‘membusuki’ dengan pemberi pinjaman asing dan serikat pekerja utama menuntut reformasi.
Tahun lalu, ketika pandemi virus Corona global melanda, ekonomi Tunisia menyusut lebih dari 8 persen. Defisit fiskal naik di atas 12 persen dari produk domestik bruto, membengkaknya utang publik menjadi lebih dari 90 persen PDB.
Bentrokan malam antara anak muda dan polisi diimbangi dengan protes siang hari yang berkembang di mana para demonstran meneriakkan slogan-slogan termasuk: ‘Rakyat menginginkan jatuhnya rezim.” Menggemakan pembberontakan ‘Musim Semi Arab’.
Pada Selasa (26/01/2021), dengan kemarahan yang besar atas kematian seorang pria muda, Senin (25/01/2021), yang keluarganya mengatakan telah tertabrak tabung gas air mata, pengunjuk rasa meneriaki pasukan keamanan.
Sementara itu, menurut keterangan seorang saksi mata, di Sbeitla, kota kelahiran Haykel Rachdi, yang dimakamkan pada Selasa, pelayat kemudian bentrok dengan polisi.
Ketika debat di parlemen tentang perombakan Kabinet dihentikan, beberapa anggota parlemen oposisi meninggalkan gedung parlemen untuk bergabung dengan para pengunjuk rasa di luar.
“Mechichi telah mengubah ini menjadi negara polisi… Tidak ada pekerjaan, tidak ada pembangunan, tidak ada investasi … hanya polisi terhadap rakyat.” Kata Imed, seorang pengunjuk rasa lainnya yang tidak mau menyebutkan nama keluarganya.
[Sumber: Reuters; Reporter: Tarek Amara dan Angus McDowall: Editor: Emelia Sithole-Matarise, Mark Heinrich, dan Peter Cooney; Alih bahasa: Marolop Nainggolan-LNT]
(LNT-Lnsr/ed. MN-Red)
Discussion about this post