LasserNewsToday, Valleta (Malta) |
Pemerintah Malta pada Rabu (13/01/2021) mengatakan bahwa mereka telah menolak permintaan pengampunan oleh salah seorang pria yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap seorang jurnalis, Daphne Caruana Galizia dengan bom mobil pada 2017 lalu.
Vincent Muscat ditangkap pada Desember 2017 bersama dua orang bersaudara Alfred dan George Degiorgio, dituduh menanam dan meledakkan bom yang menewaskan juru kampanye antikorupsi. Ketiganya masih menunggu persidangan.
Muscat telah meminta pengampunan pada beberapa kesempatan sebagai imbalan atas pemberian bukti dalam kasus tersebut dan kejahatan besar lainnya.
Pemerintah akhirnya mengumumkan keputusannya pada Rabu (13/01/2021), dengan mengatakan telah menolak permintaan tersebut atas saran Jaksa Agung dan Komisaris Polisi.
Pada akhir 2019, Pemerintah memberikan pengampunan kepada Melvin Theuma, perantara yang mengaku diri dalam plot pembunuhan. Tersangka dalang pembunuhan, pengusaha Yorgen Fenech yang ditangkap tak lama kemudian, dan juga sedang menunggu persidangan. Fenech membantah tuduhan itu.
Pada April 2018, Muscat memberikan keterangan kepada Polisi tentang rencana pembunuhan Caruana Galizia. Istrinya Pauline kemudian mengatakan kepada Reuters bahwa dia kesal karena dia tidak diberi pengampunan sebagai imbalan.
“Sangat tidak adil bahwa Theuma harus memberikan bukti terhadap Vince ketika Vince adalah orang yang mengarahkan Polisi kepadanya dan membantu menyelesaikan kasus ini. Dia yang harus diampuni, bukan Melvin.” Kata Pauline.
Muscat mengatakan kepada Polisi bahwa para pembunuh dibayar 150.000 euro ($182.310) untuk membunuh Caruana Galizia.
“Mereka menggunakan bom yang dibeli dari gangster Malta dan dipasok oleh mafia Italia.” Kata Muscat.
[Sumber: Reuters; Christoper Scicluna; Editor: Crispian Balmer & Angus MacSwan; Alih bahasa: Marolop Nainggolan-LNT]
(LNT-Lnsr/ed. MN-Red)
Discussion about this post