LasserNewsToday, Australia |
Ribuan pelajar Australia bolos sekolah pada Jumat (21/05/2021), dan berkumpul dengan aktivis iklim untuk berunjuk rasa, meminta Pemerintah menghentikan pendanaan industri gas. Mereka membidik rencana Perdana Menteri Australia, Menteri Scott Morrison untuk mendanai pabrik gas baru.
Selama acara yang dijuluki “School Strike 4 Climate” – (SS4C) – ini, puluhan pelajar berkumpul di sekitar 50 kota besar dan kecil di Australia, demikian disampaikan oleh pihak penyelenggara unjuk rasa.
Salah seorang penyelenggara unjuk rasa, Natasha Abhayawickrama (16), dalam sebuah pernyataannya mengatakan, “Hari ini, bersama puluhan ribu sesama warga Australia yang kecewa, saya mogok dari sekolah untuk memberitahu Pemerintah Morrison bahwa mereka harus berhenti membuang uang tunai Australia ke gas.” Katanya.
Lebih lanjut, pihak penyelenggara mengatakan bahwa banyak bisnis lokal juga tutup pada hari itu untuk bergabung dalam aksi unjuk rasa yang menuntut Pemerintah menghentikan pendanaan untuk proyek gas dan batubara dan sebaliknya berinvestasi dan menciptakan pekerjaan di energi yang terbarukan.
Kelompok konservatif Australia telah mempromosikan gas untuk membantu mendorong pemulihan ekonomi dari resesi yang disebabkan Covid-19, meski ada seruan dari para ahli iklim, kelompok hijau dan Badan Energi Internasional untuk menghentikan investasi bahan bakar fosil baru.
Gas juga dipandang oleh Pemerintah sebagai kunci transisi energi Australia, karena lebih bersih dari batubara dan dapat menjadi bahan bakar pembangkit listrik fleksibel untuk mendukung pembangkit listrik tenaga angin dan matahari. Minggu ini, Australia berkomitmen Aus$600 juta (AS$468 juta) untuk pembangkit listrik berbahan bakar gas baru.
Foto-foto yang diposting di media sosial pada siang hari, dari Sydney, Hobart, Abelaide, Perth, dan Melbourne menunjukkan bahwa para pemuda dan aktivis memgang plakat yang bertuliskan, “#FundOurFutureNotGas”- Fund Our Future Not Gas (Damai masa depan kami, bukan gas) , dan “Solusi energi bersih bukanpolusi batubara dan gas!”.
Wali Kota Sydney Clover Moore dalam Twitternya mencuitkan, “Hujan tidak akan menghentikan kami! Kami tidak akan berhenti sampai Pemerintah Federal serius tentang tindakan iklim!’ Cuitnya.
Sebagai salah satu penghasil emisi karbon per kapita terbesar di dunia, Australia telah menolak seruan global untuk berkomitmen pada target nol emisi bersih pada tahun 2050, dengan alasan risiko kerusakan ekonomi. Sebaliknya, Australia berinvestasi dalam teknologi untuk memenuhi komitmen Paris Accord untuk mengurangi emisi karbon sebesar 26 hingga 28 persen di bawah tingkat 2005 pada 2030, termasuk AS$418 juta untuk pengembangan proyek penangkapan karbon dan hidrogen.
Pejabat Pemerintah negara bagian di Newsouth Wales, negara bagian terbesar di negara itu, telah mendesak para pelajar mereka untuk tetap bersekolah, namun hasilnya minim.
“Seharusnya kita tidak berada di sini, kita harus berada di sekolah.” Kata Nabilah Chowdhury, salah seorang pelaku unjuk rasa di Sydney. “Tapi Pemerintah tidka mau mendengarkan. Mereka menolak mengambil tindakan, jadi terserah kita berjuang untuk melindungi masa depan kita.” Katanya. – (AS$1 = Aus$1.2898). [Sumber: Reuters; Paulina Duran; Alih bahasa: Marolop Nainggolan-LNT]
(MN-Lnsr/ed. MN-Red)
Discussion about this post