LasserNewsToday, Jakarta |
Aliansi Aktivis Jakarta Menggelar kegiatan berupa diskusi publik dengan mengangkat tema: “Menanggapi Isu-isu Radikalisme di Tengah Pandemi Covid-19 di Rim Coffee, Jakarta Selatan, Senin (10/05/2021).
Hadir sebagai pembicara di antaranya: Ketua DPP KNPI, Putri Khairunnisa; Ketua Umum PB HMI MPO, Ahmad Latupono; serta Fungsionaris PB HMI, Subhan Ali Dodego; yang dipandu oleh moderator Khoirul Abidin.
Hal yang paling urgen ditanggapi adalah tawaran solusi profetik yang dilakukan demi menjaga keutuhan NKRI dan memutus mata rantai Covid-19 yang masih menggiur di bangsa Indonesia.
Ketua umum PB HMI MPO, Ahmad Latupono yang sering disapa ‘Anyong’ menegaskan bahwa radikalisme adalah musuh bersama pemuda dan mahasiswa. Sebab hal ini bila diabaikan akan dapat membuat carut-marut kehidupan bernegara dan memecah belah keharmonisan hidup berbangsa.
“Maka kiranya pemuda terkhusus mahasiswa harus bersama-sama memberikan gagasan solusi objektif yang harus dibentuk dengan gagasan-gagasan rasional dalam membangun bangsa ini lebih baik. Berbicara radikalisme erat kaitan dengan tindakan terorisme yang terwujud dalam gerakan-gerakan separatis yang sengaja dibangun oleh kelompok-kelompok intoleran, hingga sengaja melawan Pemerintah Indonesia, dan digerakkan demi kepentingan Individu tertentu.” Ujarnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Putri Khairunnisa, bahwa sebagai pemuda harus punya kontribusi besar di Bangsa ini dengan tujuan menjaga keutuhan NKRI dari gerakan-gerakan di luar dari batas kewajaran.
“Saatnya pemuda yang pantas menelusuri aksi-aksi radikalisme di Bangsa kita ini dengan membangun paradigma positive thinking, bukan saja tersortir dengan penanaman ideologi Bangsa semata, tapi setidaknya implikasi pemuda inilah yang harus terjun langsung mengatasi gerakan-gerakan radikalisme terlebih lagi, ini terjadi di masa-masa pandemi Covid-19.” Harapnya.
Selaku Fungsionaris PB HMI, Subhan Ali Dodego menyampaikan bahwa harus ada langkah nyata yang dilakukan oleh para aktivis mahasiswa terkhusus kelompok Cipayung dalam membantu pemerintah menangkal isu-isu radikalisme.
“Pada kenyataannya hari ini dalam dunia kampus telah banyak terinveksi oleh virus radikalisme. Hal ini disebabkan oleh banyak celah kekosongan aktivitas kemahasiswaan yang kemudian dimanfaatkan oleh para misionaris radikalisme untuk merasuki pemikiran mahasiswa yang kemudian menginveksi masyarakat secara masif.
Peran penting aktivis mahasiswa terkhusus kelompok Cipayung sejatinya sudah berlangsung lama dengan memberikan pendidikan dalam ruang perkaderan dan aktivitas organisasi namun banyak terganjal oleh kebijakan kampus yang sering menghambat mahasiswa untuk bergabung.” Terangnya.
Selanjutnya, Subhan meminta dukungan pemerintah dan pihak kampus pada aktivitas aktivis mahasiswa untuk menjadi media penangkal virus radikalisme. Joo
“Dukungan pemerintah dan persetujuan kampus pada organisasi kemahasiswaan seperti kelompok Cipayung mutlak diperlukan untuk memberikan pendidikan perkaderan melalui minat borganisasi, maka diharapkan melalui pendidikan tersebutlah nantinya mahasiswa dapat membentengi diri dari virus radikalisme.” Tutupnya.
Acara diskusi yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut kemudian ditutup dengan kegiatan berbuka puasa bersama.
(LNT/ed. MN-Red)
Discussion about this post