LasserNewsToday, Jakarta |
Rencana Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan akan kembali membuka belajar tatap muka pada bulan Juli 2021 mendatang. Hal itu telah tertuang dalam SKB 4 Menteri RI. Persiapan belajar tatap muka tersebut dilakukan setelah dilakukannya vaksinisasi terhadap para tenaga pengajar seperti guru dan dosen yang diperkirakan akan rampung pada bulan Juni 2021 ini. Dan sistem pembelajaran tatap muka tentunya tidak seperti pasca wabah pandemi Covid 19 melanda, hanya 50 persen siswa diperkenankan mengisi belajar tatap muka.
Namun ada Perguruan Tinggi (PT) yang akan tetap melakukan belajar secara online atau daring meski telah diperbolehkan untuk melakukan belajar secara tatap muka. Universitas Indonesia (UI) salah satunya Perguruan Tinggi yang pertama kali menyatakan untuk tetap melakukan cara belajar secara online (daring-dalam jaringan).
Perguruan Tinggi Universitas Indra Prasta PGRI (UNINDRA) juga turut “Safety” dalam perkembangan situasi kondisi yang tidak pasti saat ini. Menurut pihak UNINDRA, cara belajar mahasiswa dengan cara daring (online) tidak ada masalah dan tidak mempengaruhi proses belajar dan mengajar antara mahasiswa dengan dosennya.
“Ya, prinsipnya, kami (UNINDRA-red) mengkuti perkembangan saat ini yang belum ada kepastian, mengingat situasi dan kondisi pandemi Covid 19 yang belum juga tuntas.” Ujar Rektor Unindra Prof. Dr. H. Sumaryoto kepada media di ruang kerjanya, Jalan Nangka No. 1 Jakarta Selatan, Sabtu (24/04/2021).
Dikatakannya, belajar tatap muka lebih dominan ditujukan pada jenjang SMP (Sekolah Menegah Pertama), yang mana siswa-siswi yang membutuhkan perhatian khusus untuk menguasai tekhnologi dan informasi maupun yang lainnya. Berbeda dengan Perguruan Tinggi yang mengajarkan kepada mahasiswa yang sudah dewasa dan tentunya dapat memahami, sehingga tidak menjadi masalah belajar secara online.
“Dalam rencana dibukanya kembali sekolah belajar dengan tatap muka itu sangat baik, terutama untuk pelajar ditingkat SMP di mana mereka yang masih pemula, membutuhkan penguasaan tekhnologi dan informasi secara langsung dengan tenaga pengajarnya. Beda dengan mahasiswa yang tentunya sudah dewasa dan lebih memahami. Maka belajar online bagi mahasiswa tidak menjadi masalah.” Ucap Prof. Sumaryoto.
UNINDRA, kata Rektor melanjutkan, saat ini lebih mementingkan “Safety” atau pengamanan, dan tidak ingin terjebak di dalam situasi seperti saat ini. Oleh karenanya, pembelajaran tatap muka terhadap mahasiswa akan dilaksanakan apabila situasi benar-benar sudah membaik.
“Safety atau pengamanan itu yang lebih utama, dan UNINDRA tidak ingin terjebak dengam situasi kondisi ini. Belajar dengan cara tatap muka akan dilaksanakan saat situasi dan kondisi akan dilakukan.” Tuturnya
Menjawab pertanyaan wartawan tentang adanya kendala-kendala yang dirasakan dampak pandemi Covid-19 yang belum usai saat ini, putra terbaik kelahiran Banyu Mundal Kebumen, Jawa Tengah ini mengakui bahwa tentu saja ada kendala yang dihadapi dan dirasakan, namun semua kendala tersebut dapat diatasi sehingga tidak menjadi masalah.
“Kendala itu sudah pasti ada, tetapi dapat diatasi sehingga tidak menjadi masalah bagi UNINDRA.” Sebutnya
Lakukan Abdimas Secara Selektif
Meski kondisi keadaan belum juga pulih dari wabah Covid-19, UNINDRA tetap melakukan program Pengabdian Masyarakat (Abdimas). Akan tetapi pelaksanaan Abdimas di masa pandemi ini dilakukan secara selektif dengan tidak melaksanakan di depan umum atau di ruang terbuka. Kegiatan dilakukan dengan mengutamakan Prokes (Protokol Kesehatan) sesuai anjuran Pemerintah dengan melakukan hanya di dalam ruangan tertutup dan secara terbatas.
“Abdimas tetap dilaksanakan, namun dilakukan dengan selektif serta mengutamakan anjuran Prokes yang diamanatkan Pemerintah. Abdimas tidak dilakukan secara terbuka di depan umum, tetapi dilakukan di ruang tertutup dan terbatas. Abdimas di masa pandemi dilaksanakan secara selektif.” Pungkasnya.
(GP/ed. MN-Red)
Discussion about this post