LNT- Simalungun (Sumut) |
Banyak nya permasalahan terkait anggaran Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM) disemua kebun unit sePTPN IV sampai saat ini belum juga menemukan jalan keluar.
Hampir semua dana pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM) dikebun unit sePTPN IV diduga Ditelan pihak Manajemen kebun unit dan bermasalah sampai saat ini.
Amatan dan investigasi reporter seperti di kebun unit Dolok Ilir (DOI). Unit Laras. Unit Gunung Bayu. Unit Marihat. Unit Tonduhan. Unit Balimbingan. Unit Dolok Sinumbah (Dosin). Unit Marjandi. Unit Tinjowan Group dan kebun Unit Pabatu.
Ketua Tim Investigasi Lsm Topan RI Sumut Simon Nainggolan juga menemukan hal yang sama, yakni masalah dana pemeliharaan dikebun unit Pabatu PTPN IV, belum kelar masalah kasus inti sawit yang menjadi isu hangat saat ini dikalangan internal PTPN IV yang diduga melibatkan Manajer unit Pabatu Agustinus Simanjuntak yang mana masalah ini masih dalam penyidikan aparat penegak hukum, ternyata ada juga hal baru yang ditemukan pada areal kebun unit Pabatu.
Hal ini dikatakan Simon kepada reporter. Jumat (10/08/2018). Ratusan hektar tanaman belum menghasilkan (TBM) diduga diterlantarkan oleh pihak menegemen kebun unit Pabatu.
Pantauan Topan RI Sumut di lapangan, sebahagian besar areal TBM yang berada di afdeling VI unit Pabatu dengan luas 400 HA lebih tampak tidak ada perawatan dan pemeliharaan sama sekali.
Bahkan nyaris seperti hutan serta tanaman yang mati dan tidak ada penyisipan. Selain semak belukar, di areal tampak tumbuh subur tukulan tanpa ada tanaman muchuna, sehingga membuat tim investigasi Topan RI Sumut bingung melihat dan membedakan yang mana areal tanaman ulang karna sebahagian telah tampak seperti hutan, dimana seharusnya ada dilakukan perawatan di areal TBM tersebut dengan melakukan pencabutan tukulan kayu keras, penyisipan muchuna, penyisipan tanaman sawit, pembersihan piringan, pembabatan semak belukar dan lainnya sesuai dengan standart perawatan tanaman belum menghasilkan yang kelak berpengaruh untuk menjamin produksi tandan buah sawit yang berkualitas dengan kuantitas produksi yang direncanakan sesuai target.
Namun anehnya, sampai bulan agustus tahun 2018 ini tampak tidak ada dilakukan perawatan oleh pihak menegemen unit Pabatu. Apakah memang tidak ada anggaran dari pihak kantor pusat (menegemen PTPN IV /red). Atau ada anggaran tetapi pelaksanaan tidak dilakukan. Ungkap Simon.
Menurut Simon lagi, patut diduga hal ini merupakan bagian dari korupsi terhadap uang negara. Bahkan tim Investigasi mencoba konfirmasi dengan pihak menegemen unit Pabatu. Rudi Simbolan sebagai asisiten kepala (askep) rayon tersebut, di kantor afdeling VI kebun Pabatu, Simbolan malah mengatakan terkait tidak dilakukannya perawatan terhadap areal TBM di afdeling VI ini mulai bulan Januari hingga awal Agustus ini karena memang tidak ada anggaran biaya untuk pengerjaan perawatan yang dimaksud, yang ada hanya sebatas penyemprotan hama.
Begitu juga Konfirmasi berikutnya dilakukan terhadap asisten afdeling VI unit Pabatu, Zulfahmi yang mengaku baru menjabat bulan Mei 2018 sabagai asisten tanaman di afdeling VI Pabatu mengatakan TBM pada areal afdeling VI ini memang demikian parah dan amburadul lah keadaannya.
Hal ini sudah merupakan warisan, saya hanya berusaha untuk membenahinya.
Kita sudah beli 4 unit mesin babat untuk melakukan pembabatan, juga muchuna kita lagi bibitkan. Untuk tanaman sawit kita bukan hanya menyisip, kita juga melakukan penanaman pada areal yang memang sama sekali tidak tertanam pada kerja tanam ulang kemaren, ada juga yang sudah seperti kolam, kita juga akan tenami sawit disitu, karena itu juga areal produktif. Tapi kami juga di afdeling ini hanya sanggup dengan apa adanya lah. Ucap Asisten Afdeling kepada Tim. Kata Simon.
Bahkan anehnya lagi, ketika tim bertanya mengenai anggaran biaya perawatan, asisten juga menjawab hal yang sama dengan askep bahwa tidak ada biaya perawatan semak belukar dari pusat (menegemen PTPN IV/red), yang ada hanya sebatas penyemprotan hama. Yah kami pintar pintarlah dengan upaya kami untuk membenahi TBM ini. Ada tidak nya anggaran biaya, kami harus benahi, karna ini tanggung jawab kami khususnya saya selaku asisten sekarang di afdeling ini, demikian ungkap pak Zulfahmi.
Simon juga konfirmasi ke Manajer unit Pabatu, Agustinus Simanjuntak, pada awal ketika di minta konfirmasinya mengenai hal ini, mengatakan beliau masih di Polda sumut dalam rangka ada panggilan dan mengarahkan konfirmasi kepada askep. selanjutnya Agustinus sebagai tampuk pimpinan di unit Pabatu itu tidak lagi merespon pihak Topan Ri Sumut.
Anehnya lagi, ketika General Menager (GM) Distrik III
Bapak Fauzi selaku GM ketika di konfirmasi mengenai hal ini menjawab bahwa beliau tidak mengetahui adanya areal TBM di afdeling VI unit Pabatu yang rusak parah dan menghutan, setahu saya soal anggaran biaya perawatan sewajarnya itu pasti ada dan kita tetap membuat anggaran perawatan sesuai standart perawatan TBM yang wajar.
Untuk hal ini pak Fauzi berjanji akan segera memanggil menager unit Pabatu untuk mempertanyakan hal ini dan akan meminta agar konfirmasi Team Topan RI Sumut kepada menager Pabatu itu untuk direspon dengan baik dimana Topan RI selaku lembaga yang menjalankan fungsi kontrol nya.
Untuk tindak lanjut hal ini. Team Investigasi Topan RI Sumut akan segera melaporkan hal ini kepada Dirut PTPN IV Siwi Peni terkait banyaknya anggaran dana Pemeliharaan TBM di semua kebun unit sePTPN IV yang diduga Ditelan pihak Manajemen semua kebun unit khususnya kebun unit Pabatu ini.
Demikian ungkap Simon Nainggolan selaku komandan Investigasi Topan RI Sumut yang dengan team nya telah menemukan kasus ini.
(Sampai berita ini diturunkan ke redaksi. Direktur utama PTPN IV Siwi Peni dan Kabag Tanaman A. Pane belum berhasil dimintai komentar dan keterangan nya terkait anggaran dana Pemeliharaan dikebun unit sePTPN IV yang diduga Ditelan oleh pihak Manajemen sekebun unit PTPN IV khususnya kebun unit Pabatu ini)
(LNT/Top/Red)
Discussion about this post