LasserNewsToday, Batam (Kepri) |
Akibat berita yang dibuat dimedia tentang Sekolah Penerbangan Dirgantara terhadap permaslahan Taruna Ridho Setiawan kelas 3 yang berpihak sebelah.
Akhirnya Erwin Depari Pembina SPN Dirgantara. Minggu (09/09/2018) mengatakan kepada reporter bahwa Kronologis kejadian sebenarnya yakni,
“Bahwa taruna Ridho setiawan adalah taruna yang sejak masuk sekolah di SMk Penerbangan SPN Dirgantara adalah taruna bermasalah mulai saat pendidikan dasar kelas 1 sudah sudah tidak dapat mengikuti aturan disiplin yang ada. Taruna Ridho adalah anak yang kecanduan gem dan sangat ketergantungan hp.
Bahkan taruna Ridho sudah kabur atau melarikan diri dari sekolah sudah 4 kali karena melanggar aturan dan kesalahan yang berbeda-beda sehingga takut sekolah dan malu denga teman-temannya.” Ungkap Erwin Depari.
Erwin juga mengatakan bahwa taruna Ridho suka menipu dan malas sekolah terbukti dari 4 kali lari dan dari hasil pemberitahuan orang-orang tempat pelariannya yang bercerita, bahwa Ridho suka menjelekan sekolah, bahkan orang tua nya sendiri, tapi malah setelah keluar dari tempat tumpangan beberapa hari tersebut taruna Ridho malah mengutangi dan sudah merokok serta menipu orang tersebut dan akhirnya meminta ganti rugi dengan orang tuanya, hal ini juga diakui orang tuanya bahwa betul sering mengganti rugi uang orang orang yang kena tipu anaknya.
Bahkan taruna Ridho mempunyai tunggakan uang sekolah, uang makan dan uang asrama dan lain-lain disekolah sampai pernah Rp 22 juta tidak dibayar-bayar orang tua nya dengan alasan belum ada uang, tetapi orang tua nya punya rumah bagus di Perum Orcit Park dan mobil bagus serta usaha konveksi jahitan dan mebel yang sudah lumayan besar. Ucap Erwin.
Menurut Erwin, setiap diminta, alasan tidak ada uang sampai dibuatkan perjanjian diatas materai dan pada saat lari terakhir juga masih punya tunggakan kurang lebih Rp 15 jutaan.
Bahwa pada tanggal 30 maret 2018 taruna Ridho Setiawan pernah Praktek Kerja Lapangan (PKL) industri di Halim Perdana Kusuma skatek 021 Pusat perawatan pesawat udara TNI AU.
Namun pada tanggal 5 April 2018 taruna Ridho Setiawan mencuri uang Rp 800 ribu milik rekannya taruna Dery dan membeli hp temannya juga bernama taruna komeini.
Lalu pada tanggal 6 April 2018 taruna Ridho Setiawan disidang diasrama oleh rekan satu asrama sebanyak 9 orang dan sudah diakui kalau uang diambil dan sudah terpakai, karena merasa malu, sorenya lari alasan keluar minta ijin dari Anggota TNI AU untuk beli topi. Juga langsung kita laporkan ke orang tuanya. Ungkap Erwin.
Namun karena ibunya mengirim uang saat itu juga diduga ada persekongkolan orangtua untuk usaha lari anaknya, sehingga pihak sekolah sangat dirugikan dan hampir MoU atau kerjasama dengan pihak Skatek 021 dicabut dan dihentikan, tetapi karena lobi dan keterangan baik ahirnya tetap bertahan.
Selanjutnya pihak sekolah mendatangi berkali-kali kerumah di Perum Orcit untuk memberikan informasi anaknya, dimana biar kita jemput dan kita selesaikan baik tunggakan sekolah, maupun jika anaknya tidak mau sekolah lagi, supaya sekolah mengambil tindakan, tetapi anehnya orangtua Ridho malah menuntut balik anaknya, dengan alasan karena lari ditangan sekolah. Atas dasar itulah pihak sekolah terus berusaha mencari untuk membawa Ridho ke orangtua nya, walaupun orangtua terakhir tanggal 4 September 2018 sekira 5 hari yang lalu anaknya sudah dirumah namun tidak memberi tahu pihak sekolah.
Akhirnya tercium juga, pada tanggal 5 September 2018 pembina sekolah Erwin ke bandara mengantar adik yang mau kemedan karena bapak mertua nya meninggal dan saat di bandara mendapat informasi ada Ridho mau ke Surabaya. Tidak mau buruan nya lepas, Erwin menunggu dan memperhatikan di pintu cek in bagian atas Bandara, tidak lama berselang sampai 1 jam betul Ridho diketemukan dan dibawa kesekolah, memang ada saya borgol untuk menghindari anak yang licin suka kabur dan lari ini.
Lalu sampai disekolah langsung menghubungi bapak orangtuanya Ridho tetapi tidak diangkat, selang beberapa menit ibunya menghubungi dan kita minta untuk datang ke sekolah dan datang pada hari Kamis itu juga berdua bapak dan ibunya. Ungkap Erwin.
Dan pada hari Jumat kita rapatkan secara terbuka disekolah dengan orang tuanya taruna Ridho dan taruna perangkat sekolah serta guru dan kepala sekolah serta para korban dan saksi yang uangnya dicuri pada saat PKL.
Lalu dasar itu pihak sekolah tawarkan ke orang tua untuk tanggapan dan apakah pidana anaknya dilanjutkan proses hukumnya, tapi orang tua Ridho minta untuk diselesaikan disekolah dan pihak sekolah sudah mengatakan terpaksa anak taruna Ridho dilepaskan dari sekolah dan segera melunasi tunggakan sekolah dan hari Sabtu pihak sekolah melepaskan anak taruna Ridho dengan acara pelepasan dan penanggalan aktribut sekolah di lapangan dan mengundang orangtua untuk hadir, tapi tidak bisa datang dengan alasan sakit.
Namun karena tidak ada konpirmasi ulang dan ada kesepakatan bersama di awal, yaitu Jumat saat rapat terbuka akan menjemput taruna Ridho paling lama hari Selasa sekalian melunasi tunggakan maka pihak sekolah tetap menunggu.
Tetapi malam nya sekira pukul 20.30 wib orang tua Ridho datang bersama SPK Polres dan Komnas Perlindungan Anak malah mengatakan kuatir anak disekap, dipukuli.
Akibat membuat laporan palsu, adalah upaya utuk membebaskan anak nya dari biaya tunggakan dan mau membawa pulang dengan mempolitisir dan membalikan fakta, namun pihak sekolah ada data seluruhnya.
Dan pihak sekolah sangat menyayangkan sikap pihak lembaga Perlindungan anak yang harus nya bersikap netral malah memperkeruh suasana dengan menyebarkan berita viral secar sepihak lewat akun medianya, selanjutnya ini kita pertanyakan nanti lembaganya. Tutup Erwin Depari.
Ditempat terpisah. Minggu (09/09/2018) salah seorang orang tua Siswa SPN Penerbangan Dirgantara TD (38) ketika dimintai tanggapan nya terkait kasus ini malah mengatakan berbanding terbalik dengan pemberitaan media, bahkan tanggapan orang tua murid yang merasa anaknya tambah baik dan banyak perubahan mental karena di didik selama di SPN Durgantara spn Dirgantara dan mengutuk taruna yang di drop aut karena kesalahan beratnya sendiri, dan merasa tidak senang dengan pemberitaan sepihak, bahkan orangtua murid lain nya siap mendukung SPN Dirgantara sampai ke dinas Pendidikan. Ucap TD.
(Sampai berita ini diturunkan ke redaksi. Orang tua taruna Ridho Setiawan belum berhasil dimintai komentar dan keterangan nya terkait laporan Palsu yang dibuat hanya untuk mengelabui dan mengelak kan masalah tunggakan anaknya).
(LNT/Red)
Discussion about this post