LasserNewsToday, Ambon (Maluku) |
Puluhan mahasiswa asal Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang mengatas-namakan Aliansi Gerakan Bersama Mahasiswa Seram Bagian Barat menggelar aksi demonstrasi mendesak Pemerintah Provinsi Maluku dan Tim Gugus Tugas untuk memperhatikan kondisi provinsi Maluku secara terbuka kepada masyarakat yang ada dalam hal suplai informasi dan sukses trasnportasi secara lokal.
Dalam aksi yang berlangsung di depan gedung Gubernur Maluku, Kamis (14/05/2020) siang, itu para demonstran juga membawa peraga aksi dan tuntutan aksi.
Diantaranya mereka mendesak Pemerintah dan Tim Gugus Tugas membuka akses transportasi secara lokal dan memberikan suplai informasi terkait Covid-19 terhadap masyarakat secara transparan, serta mempertimbangkan biaya Rapid Test untuk masyarakat yang diperbolehkan pulang kampung.
Dalam orasinya para masa aksi mengatakan, bahwa informasi yang berkaitan dengan Covid-19 ada sejumlah kekeliruan sehingga banyak membuat panik masyarakat, kemudian sangat penting untuk membuka akses transportasi yang berskala lokal untuk menunjang perputaran ekonomi masyarakat dan tetap menutup akses transportasi yang berskala nasional agar mencegah masuk keluar dari luar provinsi Maluku.
Sementara itu salah seorang Kordinator Aksi, Achel Rahayaan menjelaskan bahwa biaya Rapid test yang saat ini diberlakukan untuk masyarakat cenderung berorientasi pada yang namanya pungli.
“Biaya Rapid Test yang dibebankan kepada masyarakat hanyalah bagian mencari untung diatas penderitaan orang lain, pasalnya dengan biaya yang tinggi maka tentu ini sangat tidak pro terhadap masyarakat yang notabene memiliki pendapatan kecil,”Ujar Rahayaan.
Hingga kini sejumlah masyarakat seakan dibuat dilema dengan sejumlah kebijakan dan pemberitaan yang cenderung meresahkan masyarakat.
“Kami menuntut untuk Ketua Tim Gugus Tugas dievaluasi dan kemudian tetap memperhatikan kebijakan yang pro terhadap rakyat,” tegasnya.
(ET/ed. MN-Red)
Discussion about this post