LasserNewsToday, Manila (Filipina) |
Filipina mengajukan protes diplomatik baru ke China pada Rabu (14/04/2021) setelah menuduh tetangga raksasanya melakukan penangkapan ikan ilegal dan mengerahkan lebih dari 240 perahu di perairan teritorial negara Asia Tenggara itu.
Departemen Luar Negeri Filipina mengatakan bahwa dua protes telah diajukan beberapa hari setelah Manila memanggil Duta Besar China, Huang Xilian untuk penarikan kapalnya di Whitsun reef yang disengketakan di Laut China Selatan dan zona maritim Filipina lainnya.
Filipina lalu menggambarkan kehadiran lebih dari 200 kapal yang diyakini diawaki oleh milisi dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil (322 km) sebagai ‘mengerumuni’ dan ‘mengancam’, sementara Amerika Serikat, Jepang dan lainnya telah menyuarakan keprihatinan tentang niat China, mendorong teguran oleh Beijing.
Dalam sebuah postingan dengan Twitter, Menteri Luar Negeri, Teodoro Locsin berkata, “Mereka benar-benar memancing segala sesuatu di air yang menjadi milik kami.”
Satgas Pemerintah Filipina mengatakan bahwa kapal-kapal itu, yang panjangnya sekitar 60 m (197 kaki), dapat menangkap satu ton ikan dalam sehari. Dikatakan juga bahwa 240 kapal berada di berbagai daerah di perairan Filipina pada Minggu (11/04/2021), termasuk 9 kapal di Whitsun Reef.
“Pengerumunan kapal China yang terus-menerus menimbulkan ancaman bagi keselamatan navigasi, keselamatan kehidupan di laut, dan menghalangi hak eksklusif orang Filipina untuk mendapatkan keuntungan dari kekayaan di laut ZEE.” Kata gugus tugas itu dalam sebuah pernyataan pada Senin (12/04/2021) malam.
Sementara itu, Kedutaan China di Manila dan Kementerian Luar Negeri di Beijing tidak segera menanggapi permintaan komentar. Diplomat China sebelumnya mengatakan terumbu Whitsun adalah bagian dari tempat penangkapan ikan tradisionalnya, dan bahwa kapal-kapal berlindung dari laut yang ganas dan tidak memiliki milisi di atasnya.
Sejak berkuasa pada tahun 2016, Presiden Rodrigo Duterte telah mengkritik kebijakan luar negeri AS dan berusaha meningkatkan hubungan dengan Beijing, tetapi ketegasan maritim China telah membuatnya berada di posisi yang sulit.
Angkatan Laut Filipina berencana mengerahkan tiga kapal lagi di laut China Selatan.
“Kami harus memahami bahwa untuk mengatakan bahwa satu daerah adalah milik kami harus berada di sana.” Kata juru bicara militer, Mayjen Edgard Arevalo.
[Sumber: Reuters; Reporter: Neil Jerome Morales; Editor: Ed Davies dan Kim Coghill; Alih bahasa: Marolop Nainggolan-LNT]
(LNT-Lnsr/ed. MN-Red)
Discussion about this post