LasserNewsToday, New Delhi (India) |
Pasukan keamanan India meningkatkan partroli di perbatasan dengan Myanmar pada Jumat (05/03/2021) untuk menghentikan pengungsi masuk setelah beberapa petugas polisi menyeberang untuk melarikan diri menerima perintah dari junta militer di sana. Demikian kata Pejabat setempat.
“Sampai sekarang kami tidak mengizinkan siapa pun masuk.” Kata Maria Zuali, pejabat senior pemerintah di distrik Champhai – negara bagian Mizoram kepada Reuters melalui telepon.
Langkah itu menyusul pembelotan di perbatasan (setelah) beberapa perwirah polisi Myanmar berpangkat rendah yang tidak mau mematuhi perintah untuk menekan demonstrasi menentang junta.
Militer Myanmar menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis pada 1 Februari 2021, memicu protes nasional yang menewaskan lebih dari 50 orang.
Seorang juru bicara militer belum berkomentar tentang pembelot polisi tersebut.
Tentara dan polisi India berpatroli di perbatasan pada hari Jumat (05/03/2021).
Di distrik Serchhip, pejabat senior, Kumar Abhishek mengatakan bahwa ada delapan orang, termasuk seorang wanita dan seorang anak, telah melintasi perbatasan dan mereka sedang dirawat.
“Kami mengantisipasi bahwa beberapa lagi mungkin datang.” Katanya. “Pihak berwewenang sedang membuat persiapan untuk menampung antara 30 – 40 orang.”
Secara keseluruhan sekitar 30 polisi Myanmar dan anggota keluarga mereka telah menyeberang ke India dalam beberapa hari terakhir, kata seorang pejabat seniour polisi di Mizoram, termasuk beberapa orang yang datang semalam.
Pejabat tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa orang-orang menyelinap masuk meskipun ada patroli intensif oleh tentara India di sepanjang perbatasan yang ‘memeluk’ sungaiTiau yang mengalir di antara perbukitan berhutan.
“Orang-orang datang dari rute yang berbeda.” Kata pejabat itu. “Perbatasan itu keropos, Anda tidak dapat mencegahnya.”
Seorang pejabat keamanan federal India mengatakan bahwa polisi yang menyeberang mengatakan mereka tidak ingin melaksanakan perintah dari militer untuk memadamkan protes.
“Mereka menuduh ada pelanggaran Hak Asasi Manusia, dan mereka diminta untuk menembak warga sipil.” Kata pejabat itu, yang juga tidak mau disebutkan namanya.
Masuknya pencari pengungsi, terutama polisi, membuat India dalam kebingungan karena hubungan dekat New Delhi dengan militer Myanmar, yang dikenal sebagai Tatmadaw.
Selama dua tahun terakhir, Tatmadaw telah meningkatkan operasi atas permintaan India untuk mengusir pemberontak di sepanjang perbatasan Timur Laut. India, pada bagiannya, memberi Myanmar kapal selam pertamanya tahun lalu.
“Ini adalah situasi yang sedikit sulit bagi India karena keseimbangan diplomatik sangat penting.” Kata pejabat itu.
Kementerian luar negeri India tidak menanggapi pertanyaan dari Reuters tentang skala kedatangan baru-baru ini dan tentang apa yang akan dilakukannya dengan mereka yang telah menyeberang.
[Sumber: Reuters; Reporter: Devjyot Ghoshal; Editor: Sanjeev Miglani dan Angus MacSwan; Alih bahasa: Marolop Nainggolan-LNT]
(LNT-Lnsr/ed. MN-Red)
Discussion about this post