LasserNewsToday, Bankok (Thailand) |
Sehari setelah hampir 100 pengunjuk rasa ditahan karena melanggar protokol kesehatan masyarakat terhadap virus Corona, pada Senin (29/03/2021), ratusan pengunjuk rasa anti-Pemerintah Thailand berkumpul untuk menentang ancaman polisi akan melakukan penangkapan yang lebih banyak lagi.
Para demonstran (pengunjuk rasa) yang menuntut pembebasan aktivis yang dipenjara tersebut, meningkatkan prospek konfrontasi lain antara polisi dengan pengunjuk rasa yang menyerukan diakhirinya dominasi militer dalam politik dan reformasi monarki yang kuat.
“Bebaskan teman-teman kami!” Teriak para pengunjuk rasa tersebut.
Sebelumnya, pada Senin (29/03/2021), polisi telah memperingatkan para pengunjuk rasa, bahwa polisi akan menangkap lebih banyak lagi orang-orang yang berpartisipasi dalam protes anti-Pemerintah.
“Kami telah mempersiapkan pasukan untuk menjaga ketertiban.” Kata Piya Tavichai, Wakil Kepala Polisi Bangkok, kepada wartawan.
Piya juga mengatakan bahwa 99 orang ditangkap pada hari Minggu (28/03/2021) di depan Gedung Pemerintah, dan penangkapan itu diperlukan berdasarkan undang-undang yang melarang pertemuan publik besar-besaran untuk mencegah penyebaran virus corona.
Sementara itu, Pengacara Hak Asasi Manusia Thailand, yang mewakili mereka yang ditahan, pada Minggu (28/03/2021) mengatakan bahwa pengadilan telah setuju membebaskan para tahanan dengan jaminan.
Gerakan yang sebagian besar dipimpin oleh mahasiswa tersebut telah membidik militer untuk memperkuat perannya dalam politik sipil, terutama sejak Perdana Menteri, Prayuth Chan-ocha merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2014 ketika dia menjadi Panglima Militer.
Para aktivis mengatakan bahwa Pemilu yang diadakan pada 2019 berada di bawah aturan yang dirancang untuk memperkuat kekuasaan Prayuth, tapi Prayuth dan sekutu Pemerintah koalisinya mengatakan bahwa pemungutan suara itu bebas dan adal.
Pada Senin (29/03/2021), Prayuth mengatakan kepada wartawan bahwa penangkapan yang dilakukan pada akhir pekan lalu itu dibenarkan.
“Anda harus melihat hukum. Jika saya tidak mengambil tindakan, akan ada gangguan lalu lintas. Kami hanya mengambil ruang kembali. Sudah banyak peringatan.” Kata Prayuth.
Lusinan orang yang telah ditahan diprotes dalam beberapa bulan terakhir di bawah pengendalian penyakit dan Undang-Undang Ketertiban Umum, tetapi protes yang terjadi pada Minggu (29/03/2021) lalu merupakan salah satu jumlah penangkapan terbesar pada satu unjuk rasa.
Selain itu, setidaknya sembilan pemimpin gerakan itu telah dipenjara sambil menunggu persidangan berdasarkan Undang-Undang yang melarang penghinaan terhadap monarki Thailand, yang membawa hukuman maksimal 15 tahun.
[Sumber: Reuters; Reporter: Chayut Setboonsarng, dan Panarat Thepgumpanat; Penulis: Kay Johnson; Editor: Martin Petty; Alih Bahasa: Marolop Nainggolan-LNT]
(LNT-Lnsr/ed. MN-Red)
Discussion about this post