LasserNewsToday- Simalungun (Sumut) |
Sejumlah warga di kelurahan Girsang, Kecamatan Girsang Kabupaten Simalungun yang menngeluti bertani padi sawah dengan lahan ratusan hektare hampir dapat dipastikan akan gagal panen tahun ini, karena irigasi/tali air tidak berfungsi dengan baik, alias mengering.
Menurut warga, Tali Air irigasi yang mengairi persawahan, Sidari, Sitalolo, Gonting, Sigala gala, Sosor Galung dengan luas hamparan sawah sekitar 130 Hektar tidak berfungsi sebagaimana untuk kebutuhan persawahan, hal ini akibat saluran irigasi rusak bahkan diberbagai titik sudah pecah, belum lagi badan saluran irigasi itu kurang terpelihara dan dibiarkan ditumbuhi semak belukar dan lumpur yang menggunung bantaran saluran irigasi tersebut.
Akibat dari kejadian yang kurang terpantau dinas terkait, para petani tersebut beralih fungsi bercocok tanam palawija seperti Jagung, Jahe, Kacang tanah dan kacang merah, padahal hamparan sawah yang gagal panen tahun ini dapat dikatakan sebagai lumbung padi untuk ketahanan pangan didaerah Kecamatan ini.
Demikian disampaikan salah seorang warga Girsang serta menggeluti pertanian sawah Parlin Sinaga (52) menyampaikan pada reporter, Kamis (30/03). “Kami sebagai petani Padi Sawah, untuk tahun ini terpaksa bertanam Palawija, hal ini akibat saluran irigasi tidak berfungsi sebagaimana mestinya, untuk itu kami mohon kepada Pemerintah atau Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) agar memperhatikan nasib kami para petani ini, kalian jangan hanya memikirkan proyek dan feenya saja”. Ketus Parlin.
Lebih lanjut disampaikan nya, biang kerok rusak nya saluran irigasi ini dapat dikatakan adalah karena adanya perbaikan longsor pada tahun lalu di umbul air Sidari, dimana pekerjaannya ketika itu dapat dikatakan amburadul karena tidak sesuai RAB akhirnya mengalami kekeringan hingga beberapa bulan membuat saluran yang terbuat dari cor semen itu retak dan banyak yang bocor.
Lain dengan dugaan warga lainnya, M. Manurung (50) menyampaikan, perlu juga menjadi bahan pertanyaan, apakah ada unsur kesengajaan dan pembiaran akan kejadian ini ? Karena menurut pengalaman kami pada tahun lalu 2016 di lahan sawah Simangarambang, saluran irigasi yang rusak tidak diperbaiki. Parahnya justru yang masih bagus diperbaiki bahkan ironisnya kami ketahui yang mengerjakan proyek dilaksanakan oleh Kepala Tata Usaha UPTD Tiga Dolok Kecamatan Dolok Panribuan bermarga Napitu, sehingga timbul asumsi para petani ada unsur kesengajaan agar tetap ada proyek setiap tahunnya”. Manurung.
Bahkan kami dengar, saluran irigasi ini untuk tahun ini, akan ada rehab kembali, sehingga kami petani di Girsang ini sudah sangat dirugikan, kenapa ketika masyarakat yang mengelola irigasi ini sejak orang tua dan nenek kami tempo dulu, saluran irigasi ini bisa berfungsi dengan baik, bahkan jadwal tanam tetap setiap tahunnyapun bisa terjadwal dengan baik, Ujarnya.
Manurung justru mengkritisi ketika saluran ini kini ditangani oleh PSDA yang menugaskan ASN nya ke Girsang membuat kondisi Tali Air ini semakin runyam, hanya gara-gara memikirkan proyek semata. Jadi untuk itu para petugas UPTD hadir ke Girsang ini , maka menurut kami mereka baiknya perlu dirotasi agar penyakit malasnya tidak mengakar.
Sehingga kami masyarakat ini tidak dipermainkan lagi, sebab hampir 80 persen warga masyarakat didaerah ini ketergantungan hidup dari hasil Padi sawah, adapun tanaman kopi dan tumpang sari lainnya hanyalah sebagai tambahan untuk lauk pauk saja, yang jelasnya untuk kebutuhan hidup dan menyekolahkan anak adalah dari hasil Padi Sawah, dan itu sudah berlangsung dari nenek moyang hingga generasi kami, namun kini pupus sudah harapan kita, hanya karena ulah oknum dengan proyek PSDA yang kurang tepat sasaran dikampung kita ini. Ujarnya.
Untuk itu kami harapkan, melalui Pak Camat Girsip James Siahaan, agar turut serta menyampaikan keluhan kami ini kepada pak Bupati JR, sehingga semangat baru kami menuju pertanian Padi sawah ini tetap dapat kami pertahankan dan kecamatan ini bisa menjadi lumbung bersanya Pemkab Simalungun, Kata Manurung. (j3s/Red)
Discussion about this post