LasserNewsToday, Tbilisi, Moscow (Georgia, Rusia) |
Polisi menyerbu kantor partai pemimpin oposisi Georgia, Nika Melia dan menahannya pada Selasa (23/02/2021) sehingga memperdalam krisis politik yang mendorong perdana menteri mengundurkan diri pekan lalu.
Pendukung Melia telah membrikade diri mereka sendiri di kantor dengan menggunakan peratoban (furniture) untuk memblokir pintu. Puluhan polisi membanjiri gedung itu selama penggerebekan dini hari, termasuk menggunakan tangga pemadam kebakaran untuk mendapatkan akses melalui atap.
Kantor Berita Interfax melaporkan bahwa sebanyak 17 orang terluka dalam bentrokan antara polisi dan para aktivis. Beberap aktivis batuk dan mengalami iritasi mata setelah polisi menyemprotkan gas ke arah mereka dari tabung genggam.
Melia, Ketua Partai Gerakan Nasional Bersatu (UNM) di negara Kaukasus Selatan yang berpenduduk 3,7 juta orang itu telah dituduh menghasut kekerasan pada protes jalanan pada Juni 2019 – tuduhan yang dia anggap bermuatan politik.
Ratusan orang berkumpul di luar parlemen untuk memprotes penahanannya dan mendirikan dua tenda di ibu kota Tbilisi. Seorang pengunjuk rasa mengangkat tanda yang menyerukan pemilihan cepat, pengunduran diri Pemerintah, dan kebebasan bagi ‘tahanan politik’.
Sementara itu, outlet media Rustavi 2 melaporkan bahwa seorang anggota Partai UNM menyerukan pawai protes skala besar pada 26 Februari 2021 mendatang.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan tidak punya pilihan selain menggunakan tindakan paksa di kantor partai Melia karena para aktivis telah mengabaikan banyak peringatan untuk tidak menghalangi pekerjaan mereka.
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) mengatakan sangat prihatin dengan penahanan Melia dan menyatakan penyesalannya karena seruan untuk menahan diri dan dialog telah diabaikan.
“Hari ini, Georgia telah mundur dalam perjalanannya menuju demokrasi yang lebih kuat dalam keluarga negara-negara Euro Atlantik.” Katanya dalam sebuah pernyataan.
Pada Senin (22/02/2021) malam, Parlemen Georgia memilih untuk membentuk pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Irakli Garibashvili, yang menjabat Perdana Menteri pada periode 2013 – 2015, dan pencalonannya diajukan oleh Partai Georgian Dream yang berkuasa.
Lebih lanjut, Kementerian Dalam Negeri mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa infrastruktur komputernya telah dilanda serangan dunia maya dari luar negeri, tetapi telah berhasil menangkisnya.
[Sumber: Reuters; Reporter: David Chkhikvishvili, Cs; Editor: Angus MacSwan, Alison Williams; Alih bahasa: Marolop Nainggolan-LNT]
(LNT-Lnsr/ed. MN-Red)
Discussion about this post