
LasserNewsToday.com, Rokan Hilir-Riau |
Dampak kemunduran dari segi faktor ekonomi akibat dari wabah korona virus diease atau Covid-19, di seluruh indonesia ini sangat terasa dari sebagian kalangan masyarakat yang mayoritas berpenghasilan menengah kebawah, Hal ini terlihat dari postingan dari keluh kesah dari berbagai media sosial ( medsos ) seperti facebook, instagram, whatsapp maupun twitter kini jadi perbincangan hangat didunia maya.
Terpantau dari awak media ini, Rabu 1 april 2020 dari beberapa group whatsapp dan group facebook, menerima tulisan yang isinya seperti yang terlihat dibawah ini yang lagi viral di dunia maya.
Surat Terbuka Buat mu Kawan
Nasib Wartawan Yang Tanpa Gaji
Mendahulukan bayar oplah atau koran tanpa memikirkan kapan status corona virus diease atau Covid-19 ini berakhir beserta anak istrinya lapar berdiam Diri di rumah.
Kami di suruh diam di rumah, kami ikuti untuk membatasi ataupun memutus penyebaran virus Corona yang mewabah.kami di anjurkan untuk bekerja di rumah saja, anak anak kamipun di liburkan sekolahnya dan di gantikan dengan metode pembelajaran jarak jauh. Itupun kami ikuti karena kepatuhan kami sebagai warga negara atas himbauan pemimpin kami.

Tapi pernahkan bapak-bapak pikirkan tentang kondisi kami, terutamanya kami para Wartawan warga bapak yang penghasilannya harian, Sama hal Dengan Para tukang ojol transportasi online, pengamen, para kru – tukang sorak, pemain orgen, pedagang gorengan, abang tukang bakso, tukang perabot keliling dan para pekerja harian lain yang begitu banyak di Republik tercinta ini.
Mungkin bapak-bapak yang mendapatkan fasilitas dan gaji dari negara tidak akan menjadi masalah, yang kebutuhan dapur, sumur dan kasurnya di tanggung negara, kalau panik sedikit saja langsung memborong kebutuhan sembako setinggi bukit. Lhaaa kami….????
Yang terkadang untuk beli sayur saja terkadang ngutang dulu dari mbak sayur, yang juga kami tau mereka mengambil modalnya dari rentenir keliling.
Mana lagi kami yang profesi sebagai wartawan, untuk bayar oplah atau koran ke redaksi, ketika sudah cetak, tidak ada tunggu dulu, kata tunggu dulu harus bayar, sementara redaksi faham benar dengan situasinya saat ini, kantor pemerintah sekecil desa saja tutup, biaya untuk koran ditutup, untuk keperluan dana Covid-19 yang diperuntukan kepada masyarakat.
Juga dengan anak anak kami yang bapak suruh belajar dengan metode jarak jauh atau via online yang butuh alat komunikasi hp smart ataupun laptop untuk menunjang semua itu, bagaimana dengan saudara kami yang lain yang anaknya mungkin saja tiga, empat atau lima yang bersekolah yang harus mempunyai hp ataupun laptop untuk menunjang proses pembelajaran tersebut yang hanya punya hp jadul yang terkadang pulsanya menunggu masa tenggang baru di beli.
Mungkin bagi bapak-bapaknya yang mampu untuk menyediakan semua itu tidak menjadi masalah, Bagaimana dengan kami pak…??? yang jangan kan untuk beli hp dan laptop, beli pulsa dan paketnya saja terkadang kami tak mampu. Apakah hal demikian bapak juga pikirkan…??
Bapak kami yang terhormat,..kalau hanya sekedar memberi himbauan tanpa ada solusi atas kondisi ini, itu sama saja bapak menyuruh kami menghindar dari mulut macan tapi menghadapkan kami pada mulut buaya. Kepentingan bapak adalah bagaimana mata rantai virus ini putus dan tidak berkembang, tapi masalah kami, bagaimana kami harus mencari sesuap nasi pagi dan petang untuk keluarga kami yang kalau tak keluar rumah tak makan seperti profesi Saudara Saudara kami yang kami sebutkan tadi pak ?
Kami ingin sekali bekerja di rumah seperti yang Bapak sarankan, tapi tolong tunjuki kami, para tukang ojek, penjual gorengan keliling, buruh bangunan dan lain nya, tunjukan caranya bekerja dari rumah agar kami dapat mematuhi himbauan bapak itu. tunjuki kami Paaak…!! Karena kredit kami, cicilan panci dan motor kami tak pernah mendengarkan himbauan bapak agar berhenti menagih sejenak…!! Jangan hanya sekedar memberi himbauan.
Begitu juga tempat ibadah kami terutamanya Mesjid, Bapak tutup atau batasi kami berjamaah atas dasar CORONA yang mewabah. Tapi mall dan pusat pusat perbelanjaan lainnya Bapak biarkan buka yang potensi penyebaran virusnya lebih besar dari tempat ibadah kami dan di datangi berbagai lapisan masyarakat.
Pak…. kami tidak menuntut banyak… tapi tolong kami beri solusi atas semua ini…. kalau hanya sekadar himbauan tampa solusi…. kami juga punya jalan sendiri…. toh ujung dari semua bencana dan wabah ini adalah mati… dan tampa itu pun kematian itu pasti, sekarang, esok atau nanti………!!!
editor : Alek Marzen.
diambil dari berbagai sumber.
Discussion about this post