LasserNewsToday, Pematangsiantar (Sumut) |
Rencana pelaksanaan kegiatan gala catur yang menghadirkan artis ibu kota Judika Sihotang disesalkan dan dikecam Ketua Umum PW GPII Sumatera Utara. Pemerintah kota Pematangsiantar dianggap membuat blunder dan melukai hati ummat Islam di kota ini.
Sebagaimana diketahui seyogyanya Lapangan Adam Malik pada tanggal 03-07 Oktober 2018, sebagaimana surat yang dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan PTS atas nama walikota telah mengizinkan pelaksanaan penyambutan bulan Muharram 1440 H oleh Majelis Ulama Indonesia Kota Pematangsiantar dengan menghadirkan Ustadz Salim Fillah dari Jogjakarta, namun disayangkan kegiatan mulia dan Akbar tersebut digeser tempatnya ke tempat lain dikarenakan adanya kegiatan berbau komersil dengan menghadirkan penyanyi kondang dari Jakarta, Judika Sihotang.
“PW GPII Sumatera Utara sangat menyesalkan dan mengecam tindakan sikap yang ditunjukkan oleh pemerintah kota. Selain pemerintah kota telah melanggar Perda tentang larangan kegiatan komersil di Lapangan Adam Malik, pemerintah kota juga telah melukai hati sebagian ummat Islam di kota Pematangsiantar. Bagaimana mungkin izin yang telah mereka keluarkan mereka langgar sendiri. Padahal MUI dengan beberapa komponen ummat Islam telah mempersiapkan sejak jauh hari acara syiar Islam Gebyar Muharram 1440 H ini” demikian pernyataan Wahyudi Hardianto, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Islam Indonesia Kota Pematangsiantar kepada Kristus media ini, Jumat (06/10/2018) di sekitaran Jalan MH Sitorus Pematangsiantar.
Untuk itulah Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Islam Indonesia meminta Pemerintah Kota melalui perangkatnya yang ada untuk segera menghentikan kegiatan ini besok dan kiranya memberikan warning bila perlu mencopot pihak- pihak di lingkungan OPS kota Pematangsiantar yang telah memainkan peranan dalam perizinan ini.
“Bagaimana lah kita tidak miris, Pematangsiantar yang disebut sebagai kota toleran membiarkan kegiatan Syiar Islam diganggu oleh kegiatan konser yang jelas suaranya mengganggu kegiatan tabligh Akbar yang berdekatan itu, sungguh sanhgat miris. Apalagi kita mendengar kabar ada kegiatan pengamanan terhadap beberapa tokoh untuk membungkam suara suara penolakan kegiatan konser yang dilakukan oleh seseorang yang dianggap tokoh olahraga di Siantar ini” Demikian tutup Wahyudi Hardianto.
(Wahyu/Red)
Discussion about this post