LasserNewsToday, Pematang Siantar (Sumut) |
Tanggal 25 November, Hari Guru Nasional (HGN) adalah salah satu hari besar dan istimewa dalam dunia pendidikan di Indonesia selain Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tak ubahnya dengan Hardiknas, HGN juga diperingati oleh lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, kampus, Departemen dan Dinas Pendidikan, serta organisasi-organisasi masyarakat yang memiliki unsur dan kaitan dengan pendidikan dan guru.
Pada hari guru seperti ini, biasanya perhatian kita lebih banyak tertuju kepada para guru yang ada di sekolah-sekolah ‘normal’, yaitu sekolah yang memiliki siswa yang normal (tidak memiliki kekurangan baik fisik maupun mental).
Namun suatu realita (kenyataan) yang tidak bisa dipungkiri, selain sekolah ‘normal’ ternyata di sekitar kita ada juga sekolah yang khusus untuk mendidik para siswa yang memiliki kekurangan baik fisik maupun mental, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB). Di sekolah ini tentu para guru harus ekstra dedikatif dalam menunaikan tugas-tugas pendidikan mereka. Jadi, bukan hanya sekolahnya yang luar biasa, tapi para guru-nya juga tentu luar biasa juga. Namun sayang, perhatian masyarakat kepada mereka yang notabene luar biasa ini masih terbilang minim, baik pada hari-hari biasa maupun pada hari-hari istimewa seperti Hari Guru saat ini.
Rumah Aspirasi Sahabat (RAS) H. Dr. Novri Aritonang, S.H., M.H., sebagai bagian dari masyarakat, ternyata memiliki perhatian yang besar kepada para guru luar biasa ini. Perhatian besar itu diwujudnyatakan dengan melakukan kunjungan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pematang Siantar, Sumatera Utara yang terletak di daerah Tanjung Pinggir, Kota Pematang Siantar, tidak jauh dari Terminal Tanjung Pinggir Pematang Siantar, Jumat (25/11/2022).
Tim RAS sudah hadir sekolah itu sejak pagi guna bisa ikut serta mengikuti upacara HGN bersama para guru dan siswa di sekolah itu.
Dari pantauan, upacara berlangsung hikmat dan lancar. Bertindak sebagai pembina upacara, Rospita Saragi, S.Pd, Kepala SLB Negeri 1 Pematang Siantar.
Sebagaimana di sekolah-sekolah lain, bimbingan dan arahan dari pembina upacara adalah dengan membacakan pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Arman Makarim, yang intinya menekankan pada ajakan kepada masyarakat, khususnya para tenaga pendidik agar dengan tanpa kenal lelah bersama menghadirkan inovasi dan transformasi mewujudkan ‘Merdeka Belajar’ di seluruh Nusantara.
Usai upacara, suasana akrab terlihat antara para guru dan siswa dengan Tim RAS. Hal ini terlihat saat para siswa SLB menampilkan tarian Tortor Batak dengan irama gembira. Rasa kagum mengundang Tim RAS untuk berbaur dengan para siswa yang sedang menari sembari menyelipkan saweran di jari masing-masing siswa. Demikian juga Kepala Sekolah bersama para guru turut serta berbaur dengan siswa seraya memberi saweran juga kepada para siswa. Para siswa SLB yang menari pun tampak sangat gembira dan bahagia setelah menerima lembar-lembar rupiah di jari tangan mereka dengan saweran-saweran Tim RAS, Kepala Sekolah, dan para guru.
Dari lapangan, Rospita Saragi, S.Pd mengajak Tim RAS dan para guru masuk ruangan untuk makan bersama dan berlanjut dengan acara silaturahmi. Dalam acara silaturahmi, Rospita Saragi mengungkapkan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Tim RAS yang sudi hadir di sekolahnya.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya atas kehadiran Bapak, Ibu dari Tim RAS di sekolah kami. Kami sangat bangga ternyata masih ada yang memperhatikan kami yang ekstra keras dalam mendidik anak-anak di SLB ini, Ujar Rospita.
Tak lupa Rospita menitip salam kepada H. Novri Aritonang, S.H., M.H, dan mendoakannya agar tetap sehat dalam perlindungan Tuhan, dan apapun cita-citanya kiranya dikabulkan Tuhan.
“Kirim salam kepada Bapak Novri Aritonang. Kami sangat senang dan bahagia. Kami akan senantiasa mendoakan beliau kiranya selalu dalam perlindungan Tuhan. Sai saut ma songon na pinangidona i (Jadilah seperti yang beliau minta),” imbuh Kepala Sekolah yang selalu berpenampilan ceria itu, dengan menyelipkan sebaris kalimat doa dalam bahasa Batak.
Sebelumnya, Ibu Bonia, Koordinator Tim RAS Novri Aritonang menyampaikan bahwa kehadiran tim RAS di SLB itu adalah sebagai wujud nyata penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para guru yang bertugas di sekolah itu.
“Kehadiran kami di sini adalah sebagai wujud nyata dan bukti rasa hormat, penghargaan dan apresiasi kami yang setinggi-tingginya kepada Bapak, Ibu para guru yang bertugas di sekolah ini, karena kami tahu, Bapak, Ibu harus bekerja ekstra keras di sekolah ini demi bisa mendidik dan membangun pribadi-pribadi siswa yang tergolong memiliki kekurangan baik fisik dan mental menjadi pribadi yang kuat dan tangguh dalam menjalani kehidupan mereka bersama keluarga mereka,” ujar Ibu Bonia.
Sebagai bentuk apresiasi Tim RAS kepada para guru, Ibu Bonia mewakili Novri Aritonang menyerahkan cinderamata berupa plakat dan amplop sekapur sirih kepada seluruh guru yang bertugas di sekolah itu.
“Tidak banyak yang bisa kami berikan saat ini kepada Bapak/Ibu sebagai ungkapan rasa hormat, penghargaan, dan apresiasi kami kepada Bapak, Ibu sekalian. Kalau pun hanya berupa cinderamata dan sekapur sirih yang bisa kami sampaikan saat ini, mohon jangan dinilai dari bentuk dan jumlahnya, tapi nilailah dari ketulusan dan keikhlasan hati kami, khususnya Pak Novri Aritonang yang memberikan,” ujar Ibu Bonia.
“Kiranya Bapak, Ibu bisa bersukacita menerima dan sudi mendoakan beliau, Pak Novri Aritonang, dan jugs kami dari tim beliau, agar beliau tetap sehat, kuat, sukses, rezeki melimpah, dan yang tak kalah penting agar karakter sosial beliau tidak hilang, sehingga aksi-aksi sosial beliau tetap konsisten bisa berjalan. Kami anggota tim juga bisa solid, semangat dan setia menjalankan tugas sosial yang mulia ini,’ imbuh Bonia,” tutup Ibu Bonia.
(Humas/MN)
Discussion about this post