LasserNewsToday, Simalungun (Sumut) |
Didalam budidaya kelapa sawit, istilah TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) merujuk pada tanaman kelapa sawit berumur muda yang belum mampu menghasilkan TBS (Tandan Buah Segar) yang layak dipanen. Artinya usia tanaman tersebut di mulai sejak penanaman hingga mencapai 30 bulan.
Tahap perawatan terhadap TBM merupakan kelanjutan dari tahap pembukaan lahan dan penanaman bibit kelapa sawit. Usaha yang dilakukan dalam merawat kelapa sawit pada masa TBM berpengaruh besar terhadap keberhasilan produksi kedepan nya.
Hal ini mengingat pohon sawit di rentang usia tersebut masih memiliki kondisi yang belum stabil. Sangat besar kemungkinan tanaman yang dipelihara diserang oleh hama atau penyakit. Bahkan yang lebih buruk kelapa-kelapa sawit tersebut ternyata tidak terlalu produktif.
Seperti halnya yang terjadi di PTPN 4 kebun unit Gunung Bayu Afdeling 9, tampak perawatan kelapa sawit tidak dilakukan ‘Kastrasi’, bahkan banyak juga tidak dilakukan Chemis (Pembersihan rumput/red) oleh pihak Vendor (Rekanan/red).
Tampak tanaman belum menghasilkan (TBM) tidak dilakukan ‘Kastrasi’ yakni, “Pemotongan bunga kelapa sawit yang masih muda pada tahap pembungaan awal untuk Pertumbuhan bunga pada masa permulaan ini tidak layak dipertahankan karena perkembangannya belum sempurna sehingga tidak menguntungkan.
Pemotongan ditujukan pada tanaman berusia 14-20 tahun dan dilakukan selama 10-12 bulan dengan pergiliran sebulan sekali. Kastrasi dimulai jika 25 persen dari tanaman budidaya sudah mulai berbunga. Karena tujuan dari diberlakukannya kastrasi pada kelapa sawit antara lain merangsang pertumbuhan tanaman, menghemat air dan hara, menyeragamkan perkembangan buah, serta menghasilkan tandan yang sempurna.
Disamping kastrasi juga dapat mempertahankan kebersihan tanaman sehingga dapat terhindar dari serangan hama dan penyakit. Proses kastrasi dikerjakan dengan memotong bunga yang baru tumbuh ketiak pelepah daun kelapa sawit. Sebagai alat pemotongannya digunakan dodos yakni alat semacam linggis yang memiliki ujung berkait. Bunga dipotong melalui tanpa melukai pelepah dan batang. Setelah bunga terpotong, bunga tersebut ditarik lurus menggunakan pengait.
Namun sayang nya, perawatan TBM di PTPN 4 kebun unit Gunung Bayu tidak dilakukan pengerjaan ‘Kastrasi dan Chemis’ sehingga aset TBM sepertinya terkesan diterlantarkan.
Salah seorang karyawan pemanen ketika dimintai komentarnya. Kemarin. Sabtu (15/09/2018) mengatakan, bahwa itu pekerjaan pihak Vendor (rekanan/red) bang, lagian kalau untuk Afdeling 9 ini hanya dilokasi jalan umum saja yang dilakukan perawatan secara benar, kalau di PTPN 4 istilah keren nya ‘Cuci Muka’ bang. Ucap nya.
Coba abang lihat saja kedaerah blok yang didalam bang, mungkin lebih parah dari ini ada, kami juga tidak tau kenapa bisa seperti ini masalah perawatan TBM dan TM di kebun unit Gunung Bayu ini bang. Tutup nya, sembari mengatakan saya jangan di foto ya bg. Gak enak nanti dikirain saya yang kasi info.
Sangat diharapkan kepada jajaran Direksi PTPN 4 agar lebih fokus membenahi masalah perawatan TBM dan TM disemua kebun unit khususnya di kebun unit Gunung Bayu ini yang diduga ada konspirasi antara Manajemen dan pihak rekanan (Vendor/Red).
(Sampai berita ini diturunkan ke redaksi. Manajer, Kepala Dinas Tanaman (KDT) dan Asisten Afdeling 9 kebun unit Gunung Bayu belum berhasil dimintai komentar dan keterangan nya).
(LNT/Red)
Discussion about this post