LaserNewsToday, Perdagangan (Sumut) |
Dana CSR (Corporate Social Rensponsibility) yang digelontorkan oleh PT. Unilever Oleochemical Indonesia sebagai tanggung jawab sosial perusahaan melalui program budi daya tanaman Nilam, bukannya menguntungkan malah membuat warga Nagori Boluk, kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara merugi puluhan juta rupiah.
PT. Unilever Oleochemical Indonesia yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Blok M.N.R.S diduga tidak profesional mengolah dana CSR yang digelontorkan melalui Humasnya Ganda Simanjuntak sehingga warga malah mengalami kerugian materi.
Dari amatan reporter LasserNewsToday di lapangan Selasa (17/4/2018), lahan yang tadinya ditanami Nilam seluas satu hektar berubah menjadi tanaman ubi kayu dan jagung menggantikan Nilam yang gagal dan menelan anggaran puluhan juta rupiah. Gubuk dan tempat menyimpan peralatan pompa air juga masih tampak utuh di areal perladangan warga.
Sumarni seorang mantan perangkat desa yang sangat mengetahui hal itu karena turut terlibat langsung didalamnya saat ditemui di rumahnya Selasa (17/4/2018) mengatakan, kegagalan budi daya Nilam di Nagori Boluk karena pengolahannya dilakukan langsung masyarakat tanpa adanya pendampingan dari tenaga profesional secara rutin.
Dia juga menuturkan kerugian yang dialami berkisar Rp 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah) sampai Rp 40.000.000 (empat puluh juta rupiah) dan ada juga yang merugi Rp 15.000.000 (lima belas juta rupiah) dengan total luas lahan 1 (satu) hektar.
“Janganlah kalau nanam nilam karena lebih dari ngurus bayi. Ngurus bayi aja kasih makan langsung tidur, ini malah matek (mati/red) semua. Biaya yang dikeluarkan juga besar. Udah diurus, disiram pagi sore, menanamnya juga harus sore tapi tetap aja mati. Tapi iyalah namanya nggak ada pendampingan. Saya membilangkan kenyataan loh pak karena saya sama bu Kades yang langsung ngerjain,” terangnya.
Ketika ketua DPD LSM Lasser RI, Maruba Sinaga menanyakan tentang kegagalan budi daya Nilam di Nagori Boluk kepada pihak PT.Unilever pada saat mediasi Unras di Kantor PT.Kinra Kamis (12/4/2018) lalu, pihak terkait melalui humas Ganda Simanjuntak tidak menjelaskan kegagalan yang terjadi secara gamblang dan terperinci. Melainkan hanya berkutat tentang keuntungan menanam nilam dan keberhasilan yang dicapai saat melakukan eksperimen budi daya Nilam di beberapa daerah.
“Penanggung jawab CSR itu semua saya. Kita buat eksperimen sewa lahan di Boluk kurang lebih 4 (empat) rante, Siantar 2 (dua) rante,Tiga Bolon 3 (tiga) rante. Dirawat oleh konsultan hasilnya positif tidak ada masyarakat yang dirugikan karena murni menggunkan dana dari PT. Unilever, ” paparnya tanpa penjelasan lebih rinci kegagalan di Nagori Boluk.
Sampai berita ini ditayangkan, LasserNewsToday masih terus berupaya menghubungi PT. Unilever pusat dan pihak-pihak terkait mengenai dana CSR yang malah merugikan petani puluhan juta rupiah di Nagori Boluk. (LNT/Do/Red)
Discussion about this post