LasserNewsToday, Perdagangan (Sumut) |
Proyek pengerasan dan pengaspalan jalan Garuda di kelurahan Perdagangan III, kecamatan Bandar, kabupaten Simalungun, provinsi Sumatera Utara ini tidak jelas rekanan pelaksana dan sumber anggaran nya.
Proyek jalan sepanjang 696 (enam ratus enam puluh sembilan) meter yang sudah berjalan hampir sebulan tersebut tidak dilengkapi plank proyek sebagai keterbukaan informasi publik dan sampai saat ini menimbulkan tanda tanya dikalangan masyarakat kabupaten Simalungun.
Kecurigaan kian bertambah karena setiap pekerja yang ditemui dilapangan selalu kompak menjawab tidak tahu ketika ditanyai oleh reporter tentang pelaksana proyek dan orang yang mengupah mereka bekerja.
Lurah Perdagangan lll, J Sembiring yang ditemui di kantornya, Selasa (28/8/2018) sekitar pukul 09:30 WIB mengatakan, tidak mengetahui proyek tersebut punya siapa dan pelaksanannya siapa.
Hal senada juga diungkapkan camat Bandar, Samsul Pangaribuan SH. Dari awal dilakukannya pekerjaaan hingga reporter mendatangi kantornya untuk meminta informasi, Selasa (28/8/2018), pihak kecamatan tidak mengetahui proyek tersebut dari PU kabupaten atau PU provinsi dikarenakan tidak ada yang melapor ataupun memberikan pemberitahuan ke kantor camat.
MP. Doloksaribu Ketua DPC LSM PENJARA (Pemantau Kinerja Aparatur Negara) kabupaten Simalungun menilai proyek tersebut diduga sarat kepentingan karena pengerasan dan pengaspalan jalan tersebut merupakan akses utama menuju rumah kontrakan milik Alm DL Sitorus sebanyak 200 (dua ratus) unit yang sudah lama tidak dihuni akibat akses jalan yang rusak dan sering digenangi banjir serta tidak ada perhatian dari pihak pengelola maupun ahli waris pemiliknya.
Dolok Saribu menegaskan, kalau memang proyek tersebut tujuannya untuk kepentingan masyarakat umum dan tidak ada kepentingan lain, seharusnya jalan lain yang dibangun yang kondisinya lebih parah selama bertahun-tahun tidak ada perhatian sama sekali dan dilalui banyak pengguna jalan.
“Proyek itu tidak jelas siapa pelaksana dan proyek apa karena semua pekerja kalau ditanya selalu menjawab tidak tahu. Kuat juga dugaan ada kaitannya dengan rumah kontrakan DL Sitorus.
Selama ini orang berpikir panjang mau menyewa rumah kontrakannya karena jalannya hancur. Tapi seharusnya pengelolanya yang bijak mencari solusinya. Kalau memang itu proyek PU, kenapa harus jalan itu yang diperbaiki? Masih banyak jalan yang lebih hancur sudah bertahun-tahun tidak diperbaiki” sebutnya.
Doloksaribu menambahkan, seharusnya pihak pemerintahan setempat sebagai tuan rumah harus segera menghentikan proyek tersebut sampai ada kejelasannya dikarenakan rawan penyimpangan.
(Hingga berita ini sampai ke meja redaksi, Lassernewstoday.com masih berupaya menghubungi pihak-pihak terkait tentang proyek pengerasan dan pengaspala jalan tersebut).
(LNT/PS/Red)
Discussion about this post