LasserNewsToday, Simalungun (Sumut) |
Proyek swakelola pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) di Sekolah Menengah Pertama Negeri SMP Negeri 1 Kecamatan Bandar Huluan. Kabupaten Simalungun. Provinsi Sumatera Utara diduga dikerjakan asal jadi dan terindikasi berbau KKN karena diduga dikerjakan pihak Pemborong.
Pembangunan Ruang Kelas Baru ini bersumber Dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA.2018, yang bernilai Rp 197.158.000. dengan pelaksanaan secara Swaklola, jangka waktu 120 Hari Kalender, sesuai dengan yang tertera plank proyek.
Kepala sekolah SMP Negeri 1 Bandar Huluan, Bungaran Sihombing Saat di wawancarai reporter di lokasi proyek mengatakan, “Proyek ini Bansos yang bernilai 190 juta, pekerjanya pun orang sini semua, kepsek pun menunjuk salah satu tukang, ini rumah nya di depan sana,” ujar nya.
karena plank proyek tak nampak di lokasi reporter pun menayakan di mana lokasi plank proyek tersebut.
“Bungaran Sihombing pun meminta kepada tukang nya, dimana kalian taruk plank proyek semalam,” kemudian salah satu tukang pun baru mengeluarkan plank proyek nya dari salah satu gudang sekolah.
Salah satu warga yang di mintai keterangan nya oleh reporter yang berada di lokasi sekolah menerangkan bahwa pekerjanya adalah orang Medan hanya satu orang kampung ini, ujar nya dengan singkat.
Pantauan reporter di lokasi tampak ada yang aneh terkait apa yang dijelaskan oleh salah seorang warga bahwa pekerja orang Medan dan sementara Kepala Sekolah mengatakan pekerjanya orang kampung sini.
kalaupun pekerjanya orang kampung Tanjung Hataran mana mungkin mereka berbahasa batak, kalau mereka warga situ pasti mereka berbahasa indonesia atau pun bahasa jawa dan bahasa simalungun.
Anehnya pada proyek ini seharusnya dikerjakan secara swakelola dengan melibatkan komite sekolah, namun diduga proyek Pembangunan ruang kelas baru di SMP Negeri 1 Bandar Huluan ini diduga dikerjakan oleh pihak rekanan.
(Sampai berita ini diturunkan ke redaksi. Ketua komite Sekolah SMP Negeri Bandar Huluan dan Kadis Pendidikan Kabupaten Simalungun Resman saragih belum berhasil dikonfirmasi untuk dimintai komentar dan tanggapan nya terkait proyek ini).
(LNT/SB/Red)
Discussion about this post