LasserNewsToday, Karo (Sumut) |
Kamis (13/05/2021) adalah hari yang bersejarah, karena pada hari itu secara bersamaan sebagai hari besar bagi dua agama yaitu Islam dan Kristen.
Pada hari itu umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syahwal 1442 Hijriah, sedang umat Kristen merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih. Suasana seperti ini tentu akan sulit terulang kembali.
Hari besar bagi dua agama yang berbeda, masing-masing umat merayakannya sesuai tatanan agama masing-masing sehingga meski berbeda tapi tampak “menyatu” dalam bingkai toleransi yang kuat dan damai.
Di hari Kamis yang indah itu, umat Kristen beribadah ke gereja memperingati kenaikan Isa Almasih dan umat Islam menunaikan sholat Ied.
Di Tanah Karo, usai menunaikan ibadah masing-masing, umat Kristen mengunjungi umat Islam yang sedang merayakan Hari Raya Idul Fitri sebagai momen yang sangat baik untu mempererat tali silaturahmi antar sesama warga meski sebaga penganut agama yang berbeda.
Secara khusus, Ketua Yayasam Anak Bangsa Sumatera Utara, Erianto Perangin-angin menyambut hari Kamis tersebut dengan sukacita dan penuh makna dan rasa syukur karena kondisi seperti sangat langka, jarang terjadi dan lama baru bisa terulang kembali. Kenapa tidak, sebab tepat pada 13 Mei 2021 adalah Hari Ulang Tahun (HUT)-nya yang ke-42. Erianto lahir pada 1979. Jadi, hari ulang tahun ke-42 ini sangat istimewa baginya.
“Du hari kekahiranku ini, aku mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H kepada saudara-saudaraku umat Muslim. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga di hari kemenangan ini, Saudara-saudaraku umat Muslim diberi rahmat, berkat dan rezeki yang melimpah, dan kesehatan tetap menjadi milik kita bersama.” Ujar Erianto dalam bincang-bincang dengan awak media ini.
“Aku juga mengucapkan Selamat Merayakan Kenaikan Isa Almasih. Semoga damai sejahtera dalam kasih Tuhan menyertai kita sekarang dan selamanya. Mari kita sambut dua hari besar agama yang sama-sama bermakna kemenangan ini dengan penuh sukacita.” Imbuh Perangin-angin.
Kepala Dapertemen Lembaga Antar Hubungan DPD BAIN HAM RI Kabupaten Karo ini juga mengatakan, “Di Karo, Muslim dan Kristiani selalu mesra, bahkan di sini tidak ada perbedaan, dan kerukunan umat beragama di sini sangat terjaga, terlebih adat dan budaya masih kental disin. Semoga ini terus bertahan sampai selama lamanya.” Tutupnya.
(Nur Kennan Tarigan/ed. MN-Red)
Discussion about this post