LasserNewsToday, Madina (Sumut) |
Dugaan penolakan terhadap pasien yang dilakukan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan terhadap seorang ibu yang hendak melahirkan beberapa hari yang lalu kini kasusnya berbuntut panjang.
Kali ini Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal dan Sekitar (HIMMAS) yang akan melakukan aksi unjuk rasa damai di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Madina dan juga Kantor DPRD Madina, sekaligus berlanjut ke Kantor Bupati Madina, pada Jumat, 30 April 2021, pukul 10.00 WIB hingga selesai, untuk menuntut pihak RSUD Panyabungan untuk segera diperiksa pihak kepolisian.
Adapun isi tuntutan mahasiswa yang dilayangkan tersebut kepada pihak rumah sakit sebagai berikut:
- Meminta kepada pihak Kepolisian Republik Indonesia menangkap dan memenjarakan Direktur RSUD Panyabungan, atas dugaan penolakan untuk memberikan tindakan medis kepada pasien dalam keadaan gawat darurat.
- Meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal dan Direktur RSUD Panyabungan untuk bertanggung jawab atas penolakan terhadap pasien yang hendak melahirkan beberapa hari yang lalu. Dugaan kami, telah mengangkangi peraturan Perundang-undangan Kesehatan serta Undang-Undang Dasar 1945.
- Meminta kepada Bupati Mandailing Natal untuk memanggil dan memeriksa Kepala Dinas Kesehatan atas dugaan kelalaian dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat Kabupaten Mandailing Natal.
- Mendesak Bupati Mandailing Natal untuk mencopot jabatan Direktur RSUD Panyabungan, Saudara dr. M. Rusli Pulungan, atas dugaan telah menelantarkan pasien, serta meminta Bupati segera mengeluarkan Perbup sanksi untuk rumah sakit yang menolak pasien.
- Meminta kepada pihak DPRD Kabupaten Mandailing Natal sebagai legislatif dan lidah penyambung aspirasi rakyat harus pro aktif untuk mendampingi masyarakat.
“Demi menegakkan serta memastikan pandangan hidup bernegara yaitu Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Nomor: 9 Tahun 1998”.
Sementara itu dr. Rusli Pulungan selaku Direktur RSUD Panyabungan tidak pernah menjawab WhatsApp wartawan yang meminta konfirmasi kepadanya semenjak kejadian penolakan pasien tersebut.
(Feronika Yanti Hutagalung/ed. MN-Red)
Discussion about this post