Oknum Guru ASN di Paluta yang Diduga Melarikan Gadis di Bawah Umur akan Segera Dipanggil Dinas Pendidikan

LasserNewsToday, Paluta (Sumut) |

Menindaklanjuti kasus dugaan tindak pidana melarikan perempuan yang belum cukup umur yang diduga dilakukan salah seorang oknum guru SD (Sekolah Dasar) ASN (Aparatur Sipil Negara), SH, (55), awak media menyambangi sekolah tempat terduga pelaku mengajar di Kelurahan Pasar Gunungtua, Kecamatan Padangbolak, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta).

Dari pengakuan salah seorang guru yang tidak mau disebut namanya mengatakan, “Udah dua hari Bapak SH tidak masuk kerja, mulai hari Sabtu (14/08/2021) hingga Senin (16/08/2021). Buat malu sekolah aja Bapak SH itu, bah.” Ujarnya

Selanjutnya, terpisah, awak media ini berkoordinasi dengan Kepala Bidang (Kabid) SD, Ermida Hartati, S.Pd., M.Si., dalam ruangannya di Dinas Pendidikan Kab. Paluta mengatakan, “Terima kasih kehadiran dan informasinya, Pak. Saya akan koordinasi dengan atasan saya, Bapak Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan untuk pemanggilan oknum SH terkait dugaan tindak pidana melarikan wanita yang belum cukup umur yang telah mencoreng nama baik institusi pendidikan.” Ujarnya, Senin (16/08/2021).

Sementara dari pihak LPA (Lembaga Perlindungan Anak) Kabupaten Paluta, Ketua LPA Kabupaten Paluta, Parlindungan Siregar mengatakan “LPA akan koordinasi dengan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat. Reskrim Polres Tapanuli Selatan (Tapsel) dan mendesak penahanan terhafap terduga pelaku SH agar tidak terjadi kasus baru seperti itu, yakni melarikan anak perempuan lain, apalagi masih di bawah umur. SH juga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.” Ujar Perlindungan.

Sampai berita ini dikirim ke meja Redaksi, tampaknya belum ada niat baik dari ‘kakek’ SH, terduga pelaku untuk mengembalikan Bunga, kepada keluarganya, yang mulai Selasa (10/08/2021) Bunga telah menghilang dari rumah, bahkan SH menyuruh dua orang suruhannya mendatangi rumah keluarga Bunga untuk meminta izin restu mengawini Bunga.

“Bukankah sikap SH ini menunjukkan dirinya bagaikan kebal hukum di mata Aparat Penegak hukum (APH)?” Tanya Ketua LPA tersebut mengakhiri tanggapannya.

(MS/ed. MN-Red)