LasserNewsToday, Pematangsiantar (Sumut) |
Hari ini, Jumat (05/06/2020), penyaluran BST (Bantuan Sosial Tunai) tahap II yang dilaksanakan di lapangan Adam Malik Kota Pematangsiantar dinilai langgar protokol kesehatan. Antrian warga yang akan mengambil bantuan tersebut tidak mengindahkan protokol kesehatan yang dianjurkan Pemerintah, salah satunya adalah tidak menjaga jarak antara satu dengan yang lain.
Kita semua mengetahui tentang aturan protokol kesehatan (menjaga jarak) tersebut, namun khusus bagi warga yang antri menerima BST di lapangan Adam Malik tersebut sepertinya tidak mengindahkan aturan tersebut dan tetap berdiri di antrian tanpa ada jarak antara satu sam lain, yaitu sejauh 1,5 – 2 meter. Kondisi ini dikhawatirkan akan dapat mempercepat penularan Covid19 apabila di antara warga yang antri ada yang sudah terpapar Covid-19, apalagi gejala yang sudah terpapar Covid-19 ini tidak terlihat dengan jelas.
Pelanggaran lain, sesuai amatan awak media ini, sebagian warga yang antri, yang sedang menunggu giliran, juga berkumpul bergerombol bahkan ada yang tak pakai masker. Tampak aparat kepolisian mondar-mandir untuk mengingatkan agar tetap jaga jarak dan pakai masker, namun begitu petugas berlalu antrian kembali tidak tetatur lagi dan malah berdesakan.
Terkait panjang dan rapatnya antrian ini, awak media ini coba bertanya kepada salah seorang ibu, warga yang sedang antri yang tak mau namanya dipublikasikan, tetapi mengaku warga Marihat, ketika ditanya kenapa harus berdesakan seperti itu, padahal sudah dianjurkan untuk jaga jarak, si ibu langsung spontan menjawab, “Nanti diduluani sama orang, Pak! Sudah lama kita menunggu takutnya orang yang duluan.” Katanya.

Terpisah, seorang ibu, seorang warga lain lagi yang tampak tidak pakai masker, ketika ditanya kenapa tidak pakai masker? Warga tersebut juga langsung spontan menjawab, “Adanya maskerku, tapi aku sesak kalau pakai masker, jadi tidak kupakai. Sudahlah banyak orang sudah capek pakai masker, apa tidak ada lagi cara lain pencegahannya selain begini?” Ujar si ibu tegas.
Ditambahkannya, “Kalau bisa, tolonglah Pemerintah untuk memikirkan solusi atau cara lain yang lebih baik dalam penyaluran bantuan ini ke depan, karena ini takkan bisa dihindari, Pak, kalau tempat dan caranya tetap seperti ini.” Ujarnya menutup perbincangan dengan awak media ini.
(Bang Lahi/ed. MN-Red)
Discussion about this post