LasserNewsToday, Karo (Sumut) |
Warga Desa Kandibata, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) merasa sangat “berduka” atas matinya hati nurani kepala desa mereka.
Desa Kandibata, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, di awal pandemi Covid-19 dinobatkan sebagai ‘Desa Tangguh’ karena kedisiplinan masyarakatnya dalam memerangi penularan dan penyebaran virus Corona. Perihal ‘Desa Tangguh’ itu sempat viral di media, baik media sosial, media online bahkan media elektronik. Kepala Desanya pun mendapatkan penghargaan langsung dari Kapolda Sumut.
Sekarang, Desa Kandibata kembali viral, akan tetapi bukan lagi dalam hal ‘Desa Tangguh’ tetapi karena hal lain.
Saat ini, di sekitar wilayah desa terlihat beberapa spanduk yang berisi tulisan dalam bahasa Karo yang secara ringkas dapat diartikan, ”Turut ‘Berduka Cita’ atas Kebijakan Kades Kandibata, Puji Tarigan yang memberikan izin atas pengeboman yang dilakukan proyek milik asing di (PLTH) yang bergerak di bidang pembangkit listrik”.
Menurut cerita salah seorang warga Kandibata, hampir setiap malam terdengar ledakan dinamit dari pembangunan proyek tersebut. Bagi warga yang tidak kuat jantungnya apalagi para orang tua yang sudah lanjut usia tentu hal ini menjadikan mereka gemetar ketakutan, tak ubahnya seperti di zaman perang. Demikian kata warga kepada awak media ini melalui pesan WhatsApp, Kamis (09/09/2021).
Masyarakat merasa seakan-akan dikhianati oleh saudara sendiri, karena terjadinya pengeboman tersebut atas restu Kepala Desa, Puji Tarigan bersama 5 orang kroninya.
“Masyarakat dan BPD tidak dilibatkan dalam mengambil keputusan ini, tidak ada musyawarah ataupun mufakat, tahu-tahu sudah terdengar suara ledakan-ledakan tersebut, hingga membuat rumah-rumah penduduk bergetar, dan hati pun ikut bergetar karena suara bom yang menakutkan itu.” Kata warga yang meminta untuk tidak dituliskan namanya di berita ini.
Sementara itu, Bryan Tarigan, salah seorang warga lain juga ikut mengatakan, “Kami warga Kandibata sekarang tidak lagi melawan penyakit corona melainkan melawan penyakit jantung yang bisa-bisa (kami) mati mendadak karena suara ledakan-ledakan dinamit yang dilakukan di proyek Milik Wonh Fe Hung, Bruce Lie, dkk.” Katanya sambil tertawa menutupi kesedihannya.
Lanjut Bryan, “Bupati Karo, Ibu Cory Sebayang harus turun tangan dalam menyelesaikan persoalan ini, sebelum terjadi pertumpahan darah, karena masyarakat sudah mulai marah akibat ketakutan akan suara ledakan-ledakan tersebut” Tambahnya.
Sedangkan Kepala Desa Kandibata, Puji Tarigan sampai berita ini dikirim ke meja redaksi tidak memberikan jawaban, ketika diminta konfirmasi, dan di telepon pun tidak diangkat.
(Nur Kennan Tarigan/ed. MN-Red)
Discussion about this post