LasserNewsToday.com |
Lagu ‘Satu Nusa Satu Bangsa’, ’Bangun Pemuda Pemudi’, dan ‘Maju Tak Gentar’ pasti masih akrab di telinga kita. Bukan hanya masih sering mendengar, tapi yakin kita masih mampu menyanyikannya. Tapi, mungkin kita tidak terlalu memperhatikan siapa pencipta lagu-lagu tersebut, dan beberapa lagu nasional nainnya.
Sebagian besar orang Batak mungkin masih tahu bahwa beberapa lagu nasional yang cukup terkenal dan sering dinyanyikan di negara tercinta ini adalah ciptaan orang Batak. Namun sangat disayangkan bila tokoh-tokoh hebat orang Batak yang mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara lewat lagu-lagu ciptaan mereka bisa terlupakan dari ingatan kita. Sekedar mengingatkan kembali, berikut beberapa pencipta lagu-lagu nasional dari keturunan orang Batak.
1. Liberty Manik
Liberti Manik, yang lebih dikenal dengan nama L. Manik lahir tahun 1924 di Sidikalang, Sumatera Utara. Dia adalah seorang Doktor Musik dari Jerman. Dia tergolong istimewa karena dia dianggap bisa melakukan apa saja, seperti: pemain bola, penyanyi, penyiar radio di RRI Yogyakarta, penulis buku, jurnalis majalah, dan yang terakhir sebagai pencipta lagu.
Salah satu lagu ciptaannya yang sangat terkenal adalah ‘Satu Nusa Satu Bangsa’. Lagu ini diciptakan oleh L. Manik setelah dirinya melihat sendiri semangat perjuangan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lagu ‘Satu Nusa Satu Bangsa’ pertama kali diputar melalui siaran radio di tahun 1947, ketika terjadi Agresi Belanda I. Dia akhirnya mendapat anugerah Bindang Budaya Paramadharma di tahun 2007. L. Manik meninggal dunia tahun 1993, dalam usia 93 tahun.
2. Cornel Simanjuntak
Kita masih tahu, kan, lagu ‘Maju Tak Gentar’? Lagu ini diciptakan oleh Cornel Simanjuntak. Sebelumnya, lagu ini aslinya berjudul ‘Maju Putra-putri Indonesia’.
Cornel Simanjuntak lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara tahun 1921, berasal dari keluarga pensiun Polri. Dia pernah menjadi guru di Magelang dan Jakarta, dan kemudian pindah ke Kantor Kebudayaan Jepang.
Ketika terjadi revolusi di tahun 1945, lagu ini diubah judulnya dan juga syairnya agar lebih terasa membakar semangat yang mendengarnya. Ternyata lagu ‘Maju Tak Gentar’ ini berhasil menyulut psikologi pejuang Front Tentara Pelajar Yogyakarta. Lirik yang ada di dalamnya sangat pas dengan kondisi pada saat itu, di mana ada sebuah perlawanan yang dilakukan dengan peralatan seadanya.
Cornel Simanjuntak meninggal tahun 1946 dalam usia 25 tahun akibat penyakit kronis TBC, waktu ikut pertempuran melawan Belanda di Tanah Tinggi, Jakarta.
3. Amir Hamzah Pasaribu
Lagu ‘Andika Bhayangkara’ diciptakan oleh Amir Hamzah Pasaribu yang lahir tanggal 21 Mei 1915 di Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Setelah kemerdekaan tahun 1954 – 1957 dia menjabat sebagai Direktur Sekolah Musik Indonesia (SMINDO) Yogyakarta, dan tahun 1957 – 1968 diangkat sebagai Kepala B1-Kursus Jurusan Seni Suara, Lembaga Pendidikan Guru, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang kemudian ditingkatkan menjadi IKIP- UI (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Indonesia) yang kini menjadi Universitas Jakarta, Ramawangun, Jakarta.
Amir Hamzah Pasaribu dianugerahi Bintang Budaya Parama Dharma tahun 2002 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Dan dia meninggal pada usia 94 tahun di Medan, Sumatera Utara, tanggal 10 Februari 2010.
4. Alfred Simanjuntak
Lagu ‘Bangun Pemuda Pemudi’ diciptakan oleh Alfred Simanjuntak ketika ia masih berusia 23 tahun, dan lagu ‘Bersatulah’ adalah juga ciptaan Dr. Alfred Simanjuntak yang lahir pada 08 September 1920 di Tapanuli Utara, Sumatera Utara itu. Pendidikannya, Rijksuniversiteit Utrecht, Leidse Universiteit, Leiden, Stedelijke Universiteit, Amsterdam, Belanda pada tahun 1954 – 1962 (sekolah di negara kincir angin ini selama 6 tahun).
Dia adalah pendiri Yayasan Musik Gereja (1967) dan memiliki pengalaman sebagai guru dan menjabat juga dalam bidang komunikasi/penerbitan.
Alfred Simanjuntak berteman dengan Liberty Manik (pencipta lagu ‘Satu Nusa Satu Bangsa’) dan Cornelis Simanjuntak (pencipta lagu ‘Pada Pahlawan’) sehingga ciri khas lagu yang mereka ciptakan sama.
Ompung (kakek) dari 11 cucu yang lahir dari empat anaknya (Aida, Toga, Dorothea, dan John) meninggal pada 25 Juni 2014 pukul 06.00 WIB dalam usia 93 tahun setelah lama menderita radang paru-paru dan pneumonia, dan dimakamkan di pemakaman San Diego Hils, Karawang. (Wikipedia.org)
5. Nortier Simanungkalit
Lagu nasional ‘Puing’ dan musik instrumentalia ‘Senam Kesegaran Jasmani’ (SKJ) atau ‘Senam Pagi Indonesia’ Tahun 1984, diciptakanoleh Nortier Simanungkalit yang lahir pada 17 Desember 1929 di Tarutung, Suamtera Utara. Ia menyelesaikan sekolahnya di Universitas Gajah Mada, Fakultas Paedagogi. Ia belajar musik secara otodidak (belajar sendiri tanpa guru).
Dia adalah salah satu dari 11 orang musisi dunia yang diangkat IMC menjadi Dewak Pemilih (Selection Committee) Festival Paduan Suara Mahasiswa International di New York pada tahun 1972 dan diundang santap siang oleh Presidan Amerika Serikat, Mr. Richard Nixon, dan Ibu di White House (Gedung Putih) Washington D.C. Nortier Simanungkalit meninggal pada 9 Maret 2012 dalam usia 82 tahun.
6. Sanusi Pane
Lagu nasiona ‘Tanah Tumpah Darahku’ diciptakan oleh Sanusi Pane yang lahir pada 14 November 1905 di Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Dia adalah seorang sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru yang karya-karyanya banyak diterbitkan antara tahun 1920 hingga 1940-an. Sanusi Pane meninggal pada 02 Januari 1968 di usia 62 tahun.
7. Binsar Sitompul
Lagu ‘Bhinneka Tunggal Ika’, lirik dan syairnya diciptakan oleh Binsar Sitompul (1923 – 1991) bersama A. Thalib. Binsar Sitompul belajar biola dan teori musik pada zaman Jepang.
Dr. Alfred Simanjuntak pernah bercerita tentang pertemanannya dengan tiga komponis besar: Cornelis Simanjuntak, Liberti Manik, dan Binsar Sitompul. Pertemanan keempatnya terajut ketika Alfred mendatangi sekolah Katolik di Muntilan, untuk mengikuti ujian. “Cornelis bersekolah di sana.” Kata Alfred.
8. E. L. Pohan (Epaphroditus Laurentius Pohan – Siahaan)
Tidak banyak informasi yang dapat dikumpulkan terkait kehidupan E.L. Pohan, komponis pencipta lagu ‘Mars Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri)’ ini. Ia lahir pada tahun 1949 dan meninggal pada 1993.
[Sumber:gobatak.com; Penulis: Yetti Aritonang]
(LNT-Lnsr/ed. MN-Red)
Discussion about this post