LasserNewsToday, Purwakarta |
Siapa bisa menyangka, sesuatu yang besar berawal dari usaha kecil. Berkat keuletan, keyakinan, dan kesabaran, seorang pemuda bernama Fiki Andriki, dari Purwakarta, Jawa Barat ini bisa jadi juragan telur berawal dari mengecer 1 kg kepada tetangga.
Kisah inspiratif ini diungkap oleh Fiki Andriki, pemuda berusia 20-an di Youtube Maula Akbar beberapa hari lalu. Sebelum akhirnya jadi juragan telur, pemuda tamatan SMK itu sempat magang bekerja dengan gaji Rp20 ribu per hari. Namun, upah itu habis untuk sehari-hari, bahkann kurang untuk mencukupi kebutuhan hidup.
“Untuk ongkos Rp10 ribu, jajan Rp5 ribu, sisa Rp5 ribu. Kurang,” kata Fiki kepada Maula Akbar, yang notabene anak anggota DPR RI, dikutip Suara Denpasar, Sabtu (12/11/2022).
Karena hasilnya tak seberapa, Fiki Andiri berhenti kerja. Dia menganggur sebulan. Kemudian dia bekerja sebagai kuli gali tanah di sebuah kontraktor. Lagi-lagi, hasilnya tak seberapa dibandingkan dengan tenaga yang dia keluarkan. Akhirnya, dia menganggur lagi selama dua bulan.
Fiki Andriki bertemu Maula Akbar saat di sebuah toko. Toko Haji Tono. Saat itu, Fiki sedang memasok telur ke toko tersebut. Setiap hari, Fiki memasok sekitar 40 kg telur ke toko ini menggunakan pikap. Ada banyak toko yang dipasok telur oleh Fiki Andriki dengan harga grosir.
Maula Akbar tak menyangka, anak muda semacam Fiki Andriki sudah jadi juragan telur. Ia pun mengorek bagaimana kisah awal Fiki bisa berjualan telur hingga menjadi juragan.
Fiki mengatakan, dia menjadi pemasok telur berawal dari berjualan eceran ke tetangga-tetangganya. Itu bermula sekitar tahun 2020. Awalnya, bertemu saudara dan diberi ide untuk jualan telur. Dia pun mulai mengecer 1 kg telur telur dari tetangga ke tetangga. Meski hasilnya masih kecil, dia lakoni berbulan-bulan.
“Belajar ngecer dulu sekilo-sekilo ke tetangga. Nggak langsung banyak,” aku Fiki.
Setelah jualan telur dengan cara mengecer jalan, dia mencari tahu atau belajar ke orang yang sudah lama berkecimpung di dunia telur. Yakni bagaimana caranya agar bisa memasok telur ke toko. Ilmu yang dia dapat adalah jangan ngecer sekilo-sekilo lagi. Melainkan dalam jumlah banyak, tapi mengambil untuk sendiri per butir atau per kilonya.
“Untungnya jangan gede-gede. Sedikit kalau telurnya banyak jadi banyak untungnya,” katanya.
Hal itu terus dia lakukan. Selama setahun dia masih memasok menggunakan sepeda motor. Akhirnya setelah setahun Fiki membeli mobil pikap (pick up) dengan cara kredit. Mobik pikap ini dia pakai untuk mengangkut telur yang dia pasok ke sejumlah toko dengan harga grosir.
“Mobil punya sendiri, nyicil,” aku Fiki yang juga fans berat Kang Dedi Mulyadi ini.
Menjadi juragan telur membuat Fiki cukup mandiri. Dia pun sudah berencana menikah dengan gadis asal Desa Maracang, Kecamatan Babakancikao, Purwakarta.
Fiki Andriki juga mengikuti gaya Kang Dedi Mulyadi. Salah satu ciri khasnya adalah mengenakan iket kepala. Bahkan, iket kepala ini dia buat sendiri dengan cara membeli kain warna putih yang dipotong-potong jadi beberapa bagian.
(suara.com/MN)
Discussion about this post