LasserNewsToday
Sabtu, 4 Februari 2023
  • HOME
  • BERITA
    • Artikel
    • Opini
    • Nasional
    • Jabodetabek
    • Lingga
    • Sumut
    • Seputar Kota
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • TNI-Polri
  • INTERNASIONAL
  • HIBURAN
    • Entertainment
    • Inspirasi
    • Kisah
    • Wisata
    • Kuliner
  • OLAHRAGA
  • TEKNOLOGI
    • Gadget
    • Internet
    • Aplikasi
  • TIPS
    • Tips Sehat
    • Manfaat
  • IKLAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
    • Artikel
    • Opini
    • Nasional
    • Jabodetabek
    • Lingga
    • Sumut
    • Seputar Kota
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • TNI-Polri
  • INTERNASIONAL
  • HIBURAN
    • Entertainment
    • Inspirasi
    • Kisah
    • Wisata
    • Kuliner
  • OLAHRAGA
  • TEKNOLOGI
    • Gadget
    • Internet
    • Aplikasi
  • TIPS
    • Tips Sehat
    • Manfaat
  • IKLAN
No Result
View All Result
LasserNewsToday
No Result
View All Result
  • News
  • Siantar
  • Simalungun
  • Medan
  • Sumut
  • Kepri
  • Jabodetabek
  • Nasional
  • TNI-POLRI

Mengenal Adam Malik Putra Siantar Pengukir Sejarah Gemilang

Awal Karir Sebagai Wartawan Menghantarnya Sampai ke Kursi Wakil Presiden

by REDAKSI
Sabtu, 30 Januari 2021
Saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB - H. Adam Malik Batubara, Wakil Presiden RI ke-3, adalah salah seorang putra terbaik bangsa kelahiran Kota Pematangsiantar (Foto: wikipedia)

Saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB - H. Adam Malik Batubara, Wakil Presiden RI ke-3, adalah salah seorang putra terbaik bangsa kelahiran Kota Pematangsiantar (Foto: wikipedia)

607
SHARES
4k
VIEWS
Share on WhatsAppShare on FacebookShare on TwitterShare to mail

LasserNewsToday.com  |

Menghargai sejarah adalah tugas mulia, karena dengan sejarah kita dapat mengetahui perjalanan kehidupan suatu bangsa, sehingga kita bisa memetik pelajaran yang baik dan penting untuk dijadikan sebagai lentera dalam perjalanan hidup menuju masa depan yang terasa masih gelap. Mengetahui sejarah, otomatis kita juga ‘berkenalan’ dengan para tokoh pelaku sejarah yang telah melakukan banyak hal untuk mengukir sejarah saat sang tokoh ada di zaman saat sejarah itu terbentuk.

Selain sejarah bangsa, lebih spesifik lagi, sejarah terkait tempat asal kita dan berdomisili juga sangat patut, dipelajari, diketahui/dipahami dan dihargai. Misalnya Sumatera Utara, lebih khusus lagi Kota Pematangsiantar, kota kedua terbesar di pulau Sumatera, dan ketiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Di kota ini juga tentu terukir beragam sejarah yang patut dipelajari, diketahui/ dipahami, dan patut dihargai. Lebih dari itu, tokoh-tokoh pengukir sejarah gemilang kelahiran Kota Pematangsiantar ini juga relatif banyak muncul di berbagai kancah kehidupan, baik dalam skala regional, nasional, bahkan internasional. Salah satu di antaranya adalah Adam Malik, seorang tokoh legendaris yang kancah karirnya bukan hanya sebatas nasional tapi sudah masuk dalam skala internasional.

Tulisan ini dibuat untuk mengingatkan atau membuat kita (lebih) mengenal siapa Adam Malik, tokoh yang hampir setiap hari disebut di bibir kalangan publik.

Mendengar nama Rumah Sakit Adam Malik di Medan, Lapangan Adam Malik di Kota Pematangsiantar, termasuk juga nama jalan di berbagai kota, mungkin kita hanya mengetahui kalau pemilik nama itu adalah orang yang pernah menjadi Wakil Presiden RI yang ketiga (setelah Sultan Homengkubuwono IX), atau mungkin masih ada yang sama sekali belum tahu siapa dia, khususnya para generasi muda sekarang.

H. Adam Malik Batubara, yang akrab dipanggil Adam Mallik adalah salah seorang putra bangsa terbaik kelahiran Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, tanggal 22 Juli 1917, buah hati dari pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis. Ayahnya, Abdul Malik Batubara adalah seorang pedagang kaya di Pematang Siantar.

Selain menjabat sebagai Wakil Presiden RI, politikus handal Indonesia dan mantan jurnalis ini juga pernah menjabat beberapa posisi berwibawa baik dalam skala nasional maupun internasional, seperti Ketua Parlemen, Menteri Luar Negeri, Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Riwayat pendidikannya, Adam Malik mulai menempuh pendidikan dasar di Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Pematangsiantar. Kemudian melanjut ke Sekolah Agama Madrasah Sumatera Thawalib Parabek di Bukit Tinggi (namun hanya satu setengah tahun saja karena harus pulang kampung dan membantu orang tua berdagang).

Keinginan yang besar untuk maju yang dimilikinya, untuk berbakti kepada bangsa, mendorong Adam Malik untuk pergi merantau ke Jakarta pada usia 20 tahun. Di Jakarta ia bersama Soemanang Sipahutar, Armijn Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna memelopori berdirinya ‘Kantor Berita ANTARA’.

Tentang perjalan karirnya, Adam Malik yang kerap dipanggil dengan julukan si ‘Kancil’ ini memulainya sebagai seorang wartawan dan tokoh pergerakan kebangsaan yang dilakukannya secara otodidak (belajar sendiri tanpa guru formal). Pada masa mudanya ia sudah aktif ikut pergerakan nasional memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, antara lain melalu pendirian Kantor Berita ANTARA yang pada waktu itu berkantor di Buiten Tijgerstraat 38 Noord Batavia (Jl. Pnangsia II Jakarta Utara) dan kemudian pindah ke Jl. Pos Utara 53 Pasar Baru, Jakarta Utara.

Di Kantor Berita ANTARA, Mr. Soemanang Sipahutar diangkat sebagai Direktur, dan Adam Malik menjabat sebagai Redaktur merangkap Wakil Direktur. Dengan modal satu meja tulis tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua, mereka menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional.

Kemudian, tahun 1941 sebagai utusan Mr. Soemanang bersama Djohan Sjahroezah datang ke rumah Sugondo Djojopuspito meminta agar Sugondo bersedia menjadi Redaktur merangkap Wakil Direktur.

Dalam karir politik, di era tahun 1934 – 1935 ia memimpin Partai Indonesia (Partindo) Pematangsiantar dan Medan. Lalu, tahun 1940 – 1941 menjadi anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta. Dan pada 1945, menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk Persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta.

Di zaman penjajahan Jepang, Adam Malik yang hanya tamat HIS (SD) itu juga aktif bergerilya dalam gerakan pemuda memperjuangkan kemerdekaan. Menjelang 17 Agustus bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, ia pernah membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Demi mendukung kepemimpinan Soekarno – Hatta, ia menggerakkan rakyat berkumpul di Lapangan Ikada Jakarta.

Mewakili kelompok pemuda, Adam Malik sebagai pimpinan Komite Van Aksi, terpilih sebagai Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada 1945 – 1947 yang bertugas menyiapkan susunan pemerintahan. Selain itu, Adam Malik adalah pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri Partai Murba, dan anggota Parlemen. Tahun 1945 – 1946 ia menjadi anggota Badan Persatuan Perjuangan di Yogyakarta. Karirnya semakin menanjak ketika menjadi Ketua II KNIP, sekaligus merangkap jabatan sebagai anggota Badan Pekerja KNIP. Pada tahun 1946, Adam malik mendirikan Partai Rakyat, sekaligus menjadi anggotanya. Pada 1948 – 1956, ia menjadi anggota Dewan Pimpinan Partai Murba. Tahun 1956, ia berhasil memangku jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang lahir dari hasil Pemilihan Umum.

Karir Adam Malik di dunia internasional terbentuk ketika diangkat menjadi Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk negara Uni Soviet dan Polandia. Pada tahun 1962, ia menjadi Ketua Delegasi RI untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah Irian Barat di Washington D.C. Amerika Serikat, yang kemudian pertemuan tersebut menghasilkan Persetujuan Pendahuluan mengenai Irian Barat. Pada bulan September 1962, ia menjadi anggota Dewan Pengawas Lembaga di lembaga yang didirikannya, yaitu Kantor Berita ANTARA. Pada tahun 1962, Adam Malik pertama kalinya masuk ke dalam jajaran kabinet, yaitu Kabinet yang bernama Kabinet Kerja IV sebagai Menteri Perdagangan sekaligus sebagai Wakil Panglima Operasi ke-1 Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE). Pada masa semakin menguatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia, Adam Malik bersama Roeslan Abdulgani dan Jenderal Abdul Haris Nasution dianggap sebagai musuh PKI dan dicap sebagai trio sayap kanan yang kotra-revolusi.

Ketika terjadi pergantian rezim pemerintahan Orde Lama, posisi Adam Malik yang berseberangan dengan kelompok kiri justru malah menguntungkannya. Tahun 1956, Adam Malik disebut-sebut dalam trio baru Suharto-Sultan-Malik. Pada tahun yang sama, lewat televisi, ia menyatakan keluar dari Partai Murba karena pendirian Partai Murba, yang menentang masuknya modal asing. Empat tahun kemudian, ia bergabung dengan Golkar. Pada tahun 1964, ia mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Delegasi untuk Komisi Perdagangan dan Pembangunan di PBB. Pada tahun 1966, karirnya semakin gemilang ketika menjabat seagai Wakil Perdana Meteri II (Waperdam II) sekaligus sebagai Menteri Luar Negeri RI di Kabinet Dwikora II.

Karir murninya sebagai Menteri Luar Negeri dimulai di Kabinet Ampera I pada tahun 1966. Pada tahun 1967, ia kembali memangku jabatan Menteri Luar Negeri di Kabinet Ampera II. Pada tahun 1968, Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Pembangunan I, dan tahun 1973 kembali memangku jabatan sebagai Menteri Luar Negeri untuk terakhir kalinya dalam Kabinet Pembangunan II. Pada tahun 1971, ia terpilih sebagai Ketua Majelis Umum PBB ke-26, orang Indonesia pertama dan satu-satunya sebagai Ketua SMU PBB. Saat itu dia harus memimpin persidangan PBB untuk memutuskan keanggotaan RRC di PBB yang hingga saat ini masih tetap berlaku. Karir tertingginya dicapai ketika berhasil memangku jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang diangkat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1978. Ia merupakan Menteri Luar Negeri RI di urutan kedua yang cukup lama dipercaya untuk memangku jabatan setelah Dr. Soebandrio. Sebagai Menteri Luar Negeri dalam Pemerintahan Orde Baru, Adam Malik berperan penting dalam berbagai perundingan dengan negara-negara lain termasuk penjadwalan ulang utang Indonesia peninggalan Orde Lama. Bersama Menteri Luar Negeri negara-negara ASEAN, Adam Malik memelopori terbentuknya ASEAN pada 1967.

Sebagai seorang diplomat, wartawan, bahkan birokrat, Adam Malik sering mengatakan ‘semua bisa diatur’. Sebagai diplomat ia memang dikenal selalu mempunyai 1001 jawaban atas segala macam pertanyaan dan permasalahan yang dihadapkan kepadanya. Tapi perkataan ‘semua bisa diatur’ itu juga sekaligus sebagai lontaran kritik bahwa di negara ini ‘semua bisa diatur’ dengan uang.

Terakhir, setelah mengabdikan diri demi bangsa dan negaranya, Adam Malik meninggal dunia di Bandung pada 5 September 1984 karen kanker lever. Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Kemudian, isteri dan anak-anaknya mengabdikan namanya dengan mendirikan Museum Adam Malik. Pemerintah juga memberikan berbagai tanda kehormatan. Atas jasa-jasanya, Adam Malik dianugerahi berbagai macam penghargaan, di antaranya adalah: Bintang Mahaputera kl IV pada tahun 1971. Bintang Adhi Perdana kl II pada tahun 1973, dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1998.

Adam Malik merupakan personifikasi utuh dari kedekatan antara diplomasi dan media massa. Ia merupakan diplomat kunci dalam berbagai kebijakan luar negeri RI pada awal Orde Baru. Kemahirannya memadukan diplomasi dan media massa menghantarkannya menimba berbagai pengalaman hingga menduduki jabatan berskala internasional. Ia dikenal sebagai salah satu pelaku dan pengubah sejarah yang berperan penting dalam proses pencapaian kemerdekaan Indonesia hingga proses pengisian kemerdekaan dalam dua rezim pemerintahan (Sukarno dan Suharto).

Ada satu peristiwa yang patut diketahui, ketika usianya masih belasan tahun, dia pernah ditahan polisi Dinas Intel Politik di Sipirok, Tapanulis Selatan pada 1934, dan dihukum dua bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul.

Demikian sekilas tentang kisah Adam Malik yang inspiratif. Selain mengetahui dan memahami kisah perjuangannya dalam mengukir sejarah gemilang, kiranya dapat menjadi motivasi bagi kita warga negara Indonesia dan Sumatera Utara secara umum, teristimewa bagi warga kelahiran Kota Pematangsiantar. Semoga. [Sumber: Wikipedia, sindonews.com, dan dari berbagai sumber].

(LNT-Lnsr/ed. MN-Red)

SendShare243Tweet152Send

Artikel Terkait

Fiki Andriki (kanan), juragan telur di Purwakarta, Jabar, berawal dari ngecer telur 1 kg ke para tetangga. (Foto: Youtube Maula Akbar).

Fiki Andriki, Barawal dari Mangecer 1 Kg Kepada Tetangga Bisa Jadi Juragan Telur

16 November 2022

LasserNewsToday, Purwakarta | Siapa bisa menyangka, sesuatu yang besar berawal dari usaha kecil. Berkat keuletan, keyakinan, dan kesabaran, seorang pemuda...

Masyarakat berebut bubur pedas khas Masjid Agung Al Mashun, Medan. Bubur gratis ini hanya tersedia selama bulan Ramadan. (Foto: Histori.id/Mas Jono/Shutterstock).

Makan “Bubur Pedas”, Tradisi Berbuka Puasa Masyarakat Melayu

16 April 2021

(Oleh: Risa Herdahita Putri) LasserNewsToday.com | "Menu ini tercatat dalam laporan Snouck Hurgronje. Konon telah menjadi tradisi sejak era Kesultanan...

Discussion about this post

TRENDING

  • Inilah Jenis Ulat yang Bisa Berubah Menjadi Kupu-kupu Super Cantik

    987 shares
    Share 395 Tweet 247
  • Sah..!! Ini Dia Nama 72 Kepala Desa Sekabupaten Simalungun Yang Dilantik Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM

    860 shares
    Share 344 Tweet 215
  • Selain Beroperasi & Ongkos Berlipat, Paradep Taxi Jamin Penumpang Bebas Penyekatan Tanpa Rapid Test

    934 shares
    Share 374 Tweet 234
  • Gawat..!! Graha Sikhar Tidak Aman Bagi Pengunjung Yang Ingin Menginap

    793 shares
    Share 393 Tweet 167
  • Beutamin Hydrogen Plus Bukan Herbal Melainkan Detoks Air Dari Produk Biovital Sembukan Berbagai Penyakit

    1073 shares
    Share 429 Tweet 268
  • Harga Pil Ekstasi “Dibandrol” Rp 250 ribu Perbutir di Tempat Hiburan Malam Kota Pematangsiantar(?)

    614 shares
    Share 246 Tweet 154
  • Contact
  • Terms
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Policy

© 2018-2021 Lasser News Today

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba TerbaikBarak ID

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
    • Artikel
    • Opini
    • Nasional
    • Jabodetabek
    • Lingga
    • Sumut
    • Seputar Kota
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • TNI-Polri
  • INTERNASIONAL
  • HIBURAN
    • Entertainment
    • Inspirasi
    • Kisah
    • Wisata
    • Kuliner
  • OLAHRAGA
  • TEKNOLOGI
    • Gadget
    • Internet
    • Aplikasi
  • TIPS
    • Tips Sehat
    • Manfaat
  • IKLAN

© 2018-2021 Lasser News Today

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba TerbaikBarak ID