LasserNewsToday, Badung (Bali) |
Pantai Pandawa tak lepas dari daftar destinasi favorit di Bali. Bagaimana keadaannya di tengah pandemi?
Beberapa waktu lalu awak media melakukan Road-Trip Jakarta – Bali dengan mobil Toyota Hybrid. Salah satu destinasi (tujuan)-nya adalah Pantai Pandawa yang terletak di balik tebing di area Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Pantai Pandawa sungguh menarik hati. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih di sepanjang garis pantai. Tak ayal, julukannya adalah surga di balik tebing. Belum lagi gulungan ombak yang datang dan pergi menghempar bibir pantai tanpa henti. Anugerah ini membuat Pantai Pandawa menjadi surga bagi para peselancar dunia. Namun sayang, datangnya pandemi membuat pantai ini seperti ‘mati suri’.
Dulu ada puluhan peselancar di tengah laut yang mencoba menaklukkan ombak Pandawa, kini, tak sampai 10 orang dalam satu waktu. Tenda-tenda di pinggir pantai pun kosong tanpa ada wisatawan yang berjemur. Seketika Pandawa seperti pantai perawan yang belum banyak diketahui orang.
“Saya dan keluarga baru pertama kali ke Pandawa, indah banget pantainya.” Ujar Eri, dari Samarinda.
Karena mendadak jadi sepi, para pedagang di sekitar pantai pun merasa sedih. Kini seringkali para pedagang tidak ada pendapatan sama sekali.
“Sepi selama pandemi, padahal kalau akhir tahun biasanya ramai.” Ujar Gedai, ibu pemilik warung kopi di pinggir Pantai Pendawa.
Menurut Gedai, bule-bule yang datang ke Pandawa umumnya sudah tinggal di Bali. Sementara sisanya adalah wisatawan domestik.
“Dulu sempat tutup 4 bulan. Maunya Ibu, wisatawan datang ke sini.” Katanya.
Memang Pantai Pandawa begitu sunyi. Hanya ada deru ombak dan semilir angin yang bising karena gesekan dedaunan. Sesekali anjing-anjing penjaga kedai bermain dengan ombak. Menyalak gembira karena ada satu dua wisatawan yang datang.
“Kalau hujan sepi. Kadang-kadang dapat Cuma Rp 15.000 dari kopi, kadang enggak dapat sama sekali.” Gedai mengisahkan. [Sumber: travel.detik.com; pin/fem]
(LNT-Lnsr/ed. MN-Red)
Discussion about this post