LasserNewsToday
Rabu, Januari 20, 2021
  • HOME
  • BERITA
    • Artikel
    • Opini
    • Nasional
    • Jabodetabek
    • Lingga
    • Sumut
    • Seputar Kota
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • TNI-Polri
  • INTERNASIONAL
  • HIBURAN
    • Entertainment
    • Inspirasi
    • Kisah
    • Wisata
    • Kuliner
  • OLAHRAGA
  • TEKNOLOGI
    • Gadget
    • Internet
    • Aplikasi
  • TIPS
    • Tips Sehat
    • Manfaat
  • IKLAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
    • Artikel
    • Opini
    • Nasional
    • Jabodetabek
    • Lingga
    • Sumut
    • Seputar Kota
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • TNI-Polri
  • INTERNASIONAL
  • HIBURAN
    • Entertainment
    • Inspirasi
    • Kisah
    • Wisata
    • Kuliner
  • OLAHRAGA
  • TEKNOLOGI
    • Gadget
    • Internet
    • Aplikasi
  • TIPS
    • Tips Sehat
    • Manfaat
  • IKLAN
No Result
View All Result
LasserNewsToday
No Result
View All Result

“Dasar Kau Anak Ikan”, Legenda Danau Toba yang Nyaris Terlupakan

by REDAKSI
18 Agustus 2016
577
SHARES
3.8k
VIEWS
Share on WhatsAppShare on FacebookShare on TwitterShare to mail

[dropcap]S[/dropcap]iapa yang tak mengenal Danau Toba? Danau yang memiliki ukuran terluas kedua sedunia yang terletak di Provinsi Sumatera Utara ini kini menjadi destinasi wisata yang mulai masuk pada jajaran teratas sebagai tempat paling diburu para wisatawan. Tak hanya wisatawan lokal, pemburu keindahan danau yang berada di kawah Gunung Toba ini pun datang dari kancah internasional.

Keindahan Danau Toba sebenarnya tak kalah eksotisnya dari legenda yang menyertainya. Namun sayang, seiring perkembangan zaman, legenda yang ketenarannya cukup besar pada zamannya itu seolah padam di antara ramainya kunjungan wisata dan hiruk pikuk kesibukan pemerintah yang ingin menyulapnya menjadi The Monaco of Asia.

Hal tersebut terbukti dari kurangnya pengetahuan generasi penerus sekarang ini terhadap legenda itu.

Sekarang, coba deh tanya pada diri masing-masing. Kamu tau gak soal legenda Danau Toba? Atau, masih ingat cerita soal anak ikan? Kalau sudah tak ingat, bener-bener kelewatan kamu!

Memang sudah bukan menjadi hal yang aneh lagi jika hingga sekarang masih banyak yang mengatakan bahwa legenda hanyalah cerita rakyat, fiksi atau karangan yang berisi hayalan dan jauh dari arti kata kebenaran.

Ditambah lagi dengan perubahan pola pikir masyarakat yang terpengaruh terhadap kecanggihan teknologi dan dianggap lebih modern dan lebih masuk akal. Karena pengaruh modernisasi, legenda kini tidak lagi dianggap sebagai sebuah ‘harta karun’ peninggalan leluhur yang memiliki nilai tinggi.

Padahal, jika disandingkan kepada masalah keilmuan masa kini ternyata legenda itu masih dianggap sebagai sumber kekayaan pengetahuan yang bernilai tinggi.

Tak berhenti sampai disitu saja, cerita legenda juga dianggap memiliki nilai dan norma-norma yang sangat tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab, legenda dalam hal ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan kearifan lokal di masyarakat yang hingga kini percaya betul apa arti dari legenda tersebut.

Berikut adalah beberapa nilai yang dapat ditarik dari cerita Legenda Anak Ikan yang bikin kamu terpaku!

1. Kesabaran Berbuah Manis

Dalam cerita Legenda Danau Toba, dikisahkan seorang pemuda tampan sedang berkelana. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah daerah yang tanahnya sangat luas, sejuk, dan subur. Di daerah itu dia mendirikan sebuah gubuk dan membabat rumput-rumput liar yanh menjadikan tempat itu semakin indah.

Tak jarang pemuda itu pergi ke hutan untuk mencari pohon-pohon yang sudah tumbang untuk dimanfaatkan kayu dan rantingnya sebagai bahan bakar memasak di gubuk.

Untuk melengkapi lauk makanan, pemuda itu setiap hari pergi ke sungai untuk memancing. Pernah pada suatu hari, pemuda itu tak mendapat satu ekor ikan. Padahal, dia sudah seharian menebar umpan yang dikaitkan ke mata kailnya di sungai itu.

Saat pemuda itu merasa putus asa dan hendak kembali ke gubuk, tiba-tiba kailnya tertarik secara konstan. Seperti ada sekor ikan yang menyambar mata pancingnya. Pemuda itu penasaran dan menaril tali pancing itu dan benar saja, seekor ikan memakan umpannya.

Dengan hati yang gembira pemuda itu menarik ikan dari sungai ke darat. Ada aura berbeda saat ikan itu dia pegang. Tatapan mata ikan itu seolah terpancar pesona asmara kepadanya. Namun pemuda itu tak mau ambil pusing dan tetap saja membawanya pulang untuk dipanggang dan disantap.

Sesampainya di gubuk, pemuda itu menaruh ikan kedalam wadah berisi air. Kemudia dia pergi ke dapur untuk mempersiapkan api. Namun karena persediaan kayu bakar di dapur habis, dia memutuskan untuk mencari ranting-ranting kering disekitar rumahnya. Setelah mendapat ranting dan menyalakan api, alangkah kagetnya dia melihat ikan yang dia tempatkan di wadah tadi sudah tidak ada. Anehnya, di wadah itu ada sebuah kepingan emas berbentuk sisik ikan.

Pria itu pun heran, dia kemudian menyisir seisi rumah untuk mencarinya. Alangkah kagetnya dia ketika menyisir kedalam kamar tidurnya, bukan ikan yang menghilang itu yang dia temukan melainkan seorang wanita cantik bak bidadari turun dari kayangan.

Sesaat pemuda itu terdiam tak berkutik, hanya mampu bertanya sambil terbata-bata tentang siapa gadis itu sebenarnya.

Wanita itu langsung menjawab rasa penasaran si pemuda. Dikatakannya bahwa dirinya adalah jelmaan ikan yang hendak disantap. Sedangkan kepingan emas yang ia temui di wadah itu adalah manifestasi dari sirip ikan mas. Tak disangka, wanita itu kemudian menyatakan diri bahwa dirinya rela dinikahi oleh pemuda itu, namun dengan satu syarat. Syaratnya, si pemuda harus berjanji tidak akan membocorkan kepada siapapun mengenai asal-usul wanita cantik itu sampai kapanpun. Pemuda itu menyanggupinya dan mereka pun menikah.

Arti dari cerita itu jika dikutip dari nilai kearifan lokal ialah bagaimana manusia diajarkan untuk selalu bersikap sabar dan tak pernah putus asa. Sebab, dibalik kesabaran yang tinggi akan memperoleh hasil yang sangat baik pula. Seperti halnya dengan kesabaran pemuda itu saat memancing seharian penuh, saat memutuskan untuk pulang ke gubuk dia malah mendapat seekor ikan yang menjelma menjadi seorang wanita cantik yang siap menjadi istrinya.

2. Mengajarkan Untuk Tak Terlalu Memanjakan Anak

Setelah menikah, pasangan itu kemudian dikaruniai seorang anak laki-laki. Beberapa tahun kemudian, anak yang mereka rawat tumbuh besar hingga bisa berjalan dan berbicara. Namun karena terlalu dimanjakan oleh keduanya, si anak tumbuh besar sebagai anak yang pemalas dan tak pernah menuruti apa yang diperintahkan oleh orang tuanya.

Sampai pada suatu ketika ibu si anak meminta untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya yang sedang memancing di sungai. Namun karena si anak memang pemalas dan tak mau menurut, sang ibu kemudian memintanya berkali-kali mengantarkan makanan itu sebelum hari menjelang sore.

Dengan berat hati si anak menurutinya dan membawa makanan itu ke ayahnya. Ditengah jalan, anak itu kelaparan. Tak peduli lagi terhadap perut ayahnya, si anak malah menyantap makanan yang dia bawa itu hingga tersisa sedikit nasi dan ikan yang hanya tinggal separuh. Setelah kenyang, anak itu kemudian melanjutkan perjalanan kembali menuju tempat ayahnya memancing.

Arti dari cerita anak itu jika dikutip dari nilai kearifan lokal ialah bagaimana kita sebagai orang tua untuk tidak terlalu memanjakan anak. Sebab, anak yang sejak kecil dididik manja akan menyusahkan orang tuanya sendiri ketika anak itu tumbuh besar. Selain pembangkang, sikap tak menghargai orang tua akan mendarah daging pada jiwa anak yang dimanjakan sejak kecil. Ajaran untuk selalu bersikap baik dan menghormati orang tua juga ditemukan pada arti dari cerita diatas.

3. Siapa yang Tak Menjaga Amanah, Hidup Matinya Tak Akan Berkah

Ketika anak itu sampai ke tempat ayahnya, si ayah merasa senang sekali karena makanan datang tepat saat dirinya merasa lapar. Namun ketika dibuka, alangkah kagetnya dia melihat isi dari bungkusan yang dibawa anaknya itu ternyata hanya sisa-sisa. Sang ayah pun yang awalnya gembira berubah menjadi murka. Ia memarahi si anak, menendang, menampar dan memukulnya. Dan yang lebih parah, si ayah lepas kendali dengan mengatakan bahwa anak itu adalag keturunan ikan.

“Dasar Kau Anak Ikan, Kau Keturunan Ikan, Tak Tahu Diri Kau”

Mendengar perkataan itu, si anak menangis dan mengadu kepada ibunya bahwa dirinya baru saja dikatakan sebagai anak keturunan ikan. Ibunya yang mendengar itu langsung murka. Sebab, lelaki yang menikahinya itu telah melanggar sumpah untuk tidak membocorkan asal-usul wanita itu.

Ibu anak itu kemudian menyuruhnya untuk pergi ke bukit paling tinggi disekitar itu (belum diketahui bukit apa namanya, hingga kini masih simpang siur, banyak yang mengatakan bukit yang dimagsud adalah Pulau Samosir atau Pusuk Buhit).

Setelah si anak menuju pertengahan bukit, si ibu kemudian menemui ayah dari si anak dan mengatakan bahwa lelaki itu telah melanggar sumpah. Kemudian wanita itu melompat ke sungai dan kembali berubah menjadi ikan.

Tak lama setelahnya, cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi gelap. Awan hitam disertai gemuruh dan halilintar mewarnai tempat dimana lelaki itu berdiri dan menyesali apa yang telah ia perbuat.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Banyaknya debit air yang turun dari langit membuat sungai tempat lelaki itu memancing langsung meluap dan menggenangi seluruh lembah di daerah itu yang kini terkenal dengan sebutan Danau Toba.

Arti dari cerita diatas berdasar makna dari kearifan lokal yang hingga kini masih dipercaya ialah bagaimana kita sebagai orang tua untuk melupakan amanah.

Sebab, orang yang tidak setia pada amanah ibarat pepatah: “Siapa yang melalaikan amanah, hidup matinya tak akan berkah”. Dan, “Siapa yang menolak amanah, bala menimpa hidupnya punah”.

Selain dari nilai-nilai di atas, sebenarnya masih banyak lagi nilai lain yang bisa dijadikan pembelajaran dalam cerita Legenda Danau Toba. Sayangnya, legenda bernilai tinggi itu kini seolah kehilangan pamornya, bahkan ditengah zaman berteknologi canggih ini, kisah legenda itu kian terkikis habis dan tak pernah lagi didengarkan kepada anak sebagai bahan pengantar untuk tidurnya.

Bukan tak mungkin, jika suatu saat legenda yang menjadi bagian dari budaya masyarakat Batak khususnya Batak Toba ini akan hilang jika tak dilestarian dan disosialisasikan pada generasi baru.

Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai kebudayaannya? Sudah saatnya kita tak melulu meniru kebudayaan asing seperti fashion ala Korea dan teledrama ala India. Sebab, kita masih memiliki jutaan budaya yang belum kita ketahui. (*)

SendShare238Tweet141Send

Artikel Terkait

Jenderal D.I. Panjaitan bersama istri semasa muda (Sumber foto: Historia.id)

Tak Banyak yang Tahu, Kisah D.I Panjaitan Bernatal di Tengah Hutan

by REDAKSI
29 Desember 2020
0

(Oleh: Martin Sitompul) LasserNewsToday, Jakarta | Virus Corona yang mewabah belakangan hari ini membuat aktivitas masyarakat dunia lumpuh. Penyebaran begitu...

Graham Shema sang "Captain" - co-pilot yang masih bocah cilik. (Sumber foto: Malaysia.news.yahoo.com)

Bocah 7 Tahun Pemuja Elon Musk Jadi Sensasi di Penerbangan Uganda

by REDAKSI
27 Desember 2020
0

LasserNewsToday, Entebbe (Uganda) | Seorang bocah laki-laki Uganda berusia 7 tahun telah menjadi sensasi di negaranya dengan tampilan pengetahuan pesawat...

Discussion about this post

TRENDING

  • Beberapa Pengendara Sepeda Motor Yang Terjatuh Saat Melintasi Rel KA di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Asuhan, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar. Selasa (18/01/2020)

    Perlintasan Rel Kereta Api di Jalan Protokol Kota Pematangsiantar Mengancam Keselamatan Pengguna Jalan

    759 shares
    Share 304 Tweet 190
  • Info Buat Kapolresta Siantar.! Bandar Sabu Kampung Banjar ‘Riki Kusta dan Bedol’ Bebas Jual Sabu, Diduga Dibekingi Oknum Satnarkoba

    667 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Diduga Kapolresta Siantar dan Pengusaha Studio 21 Milles Sudah Akur, Kasus Pil Ekstasi Diduga Tidak Dilakukan Pengembangan Ke Bandar Besar

    648 shares
    Share 259 Tweet 162
  • Diburu Satnarkoba Polresta Siantar.! Bandar Narkoba Kampung Banjar ‘RK dan Bedol’ Diduga Akan Pindah Lapak Jual Sabu Ke Wilayah Hukum Polres Simalungun

    635 shares
    Share 254 Tweet 159
  • Terkait Penangkapan 2 Orang Pengedar Ekstasi Di Studio 21 Milles, Ketua JPKP: Desak Kapolresta Siantar Usut Tuntas Sampai Ke Bandar Besarnya

    631 shares
    Share 252 Tweet 158
  • Jerit Tangis Pilu Sambut Jenazah Asner Silalahi, Wali Kota Terpilih Kota Pematangsiantar di Rumah Duka

    621 shares
    Share 248 Tweet 155
  • Redaksi
  • Contact
  • Terms
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Policy

© 2020

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
    • Artikel
    • Opini
    • Nasional
    • Jabodetabek
    • Lingga
    • Sumut
    • Seputar Kota
    • Medan
    • Siantar
    • Simalungun
    • TNI-Polri
  • INTERNASIONAL
  • HIBURAN
    • Entertainment
    • Inspirasi
    • Kisah
    • Wisata
    • Kuliner
  • OLAHRAGA
  • TEKNOLOGI
    • Gadget
    • Internet
    • Aplikasi
  • TIPS
    • Tips Sehat
    • Manfaat
  • IKLAN

© 2020