[dropcap]F[/dropcap]acebook dan Twitter dikenal sebagai media sosial yang kini dijadikan sarana untuk saling berbagi dan berinteraksi antara manusia satu dengan lainnya di dunia maya. Karena kegunaannya itu, media sosial kini banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik orang awam maupun artis terkenal dan dari berbagai usia.
Tak jarang media sosial juga seringkali menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya, diantaranya yakni sering membuat lupa waktu dan mengabaikan pekerjaan. Dampak lebih parahnya lagi, media sosial seringkali dijadikan sarana untuk bertukar informasi-informasi sensitif seperti pornografi dan perjudian. Media sosial juga tak jarang menjadi sarana sebagian orang untuk mengolok-olok pengguna lain hingga digunakan sebagai media untuk menyebarkan fitnah.
Namun dibalik dari dampak buruk itu, kali ini ada hal mengejutkan yang baru-baru ini dipublikasi oleh para peneliti. Dalam penelitian itu mengatakan bahwa media sosial ternyata memiliki dampak positif, terutama bagi kesehatan. Dari hasil penelitian disimpulkan, untuk mengatasi penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, stroke dan diabetes pada lansia dapat dilakukan dengan bermain media sosial, sebagaimana dilansir Boldsky (26/8).
Para peneliti menyimpulkan bahwa sosial media dapat menumbuhkan hubungan baik dan sarana komunikasi yang efektif sehingga menimbulkan perasaan positif bagi lansia.
“Setiap komunikasi dari teknologi sosial yang dilakukan oleh lansia berhubungan dengan kesehatan fisik dan psikologis sehingga mengurangi rasa kesepian,” ujar William Chopik, Asisten Profesor di Michigan State University, di Amerika Serikat.
Penelitian ini juga mendapatkan hasil bahwa lansia akan memiliki kepuasan dengan kehidupannya dan menurunkan kadar depresi akan penyakitnya berupa tekanan darah tinggi serta diabetes. Lebih dari 95 persen dari lansia yang memiliki diabetes dan tekanan darah tinggi mengatakan mereka puas dengan adanya teknologi ini.
Hal ini bisa menjadi terobosan baru di bidang kesehatan. Yang mana penelitian tersebut nyaris terbukti efektif karena mengambil sampel sebanyak 591 orang lansia yang rata-rata berusia 68 tahun.
Temuan ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Cyberpsychology, Behavior and Social Networking.
Semoga saja hal ini benar-benar terbukti dan dapat dijadikan sebagai obat alternatif, terutama bagi penderita penyakit diabetes, darah tinggi dan stroke.
Bagaimana pendapat pembaca mengenai hal ini?
Discussion about this post