beritaseru!
Unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan massa yang tergabung dalam organisasi Front Pembela Islam (FPI) di kantor Bupati Deli Serdang, Sumatera Utara serta DPRD, Jumat (22/7) lalu mengundang emosi dari masyarakat. Pasalnya, lagi-lagi FPI memanfaatkan simbol agama yang digunakan untuk mengganggu ketentraman warga dengan alasan ingin menutup paksa Rumah Makan Tesalonika yang terkenal dengan menu Babi Panggang Karo (BPK) dan memaksa pemerintah menertibkan hotel-hotel kelas melati yang selama ini digunakan sebagai tempat mesum.
Kordinator aksi dalam orasinya mengatakan bahwa massa FPI mendesak Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk segera menutup Rumah Makan Tesalonika yang menyediakan menu BPK dan beberapa hotel yang ijadikan tempat mesum karena menurutnya sudah mengganggu keberagaman yang selama ini tercipta. Namun pernyataan itu justru dikritisi mentah-mentah oleh masyarakat kota Deli Serdang, Sofyan Arif. Sofyan mengatakan bahwa selama ini masyarakat di Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang justru sudah hidup rukun dan berdampingan dan keberadaan rumah makan babi panggang dinilai bukan suatu alasan untuk memecah belah kerukunan di masyarakat.
“FPI gak usah sok jago di Sumatera Utara ini, dan jangan memanfaatkan simbol-simbol agama untuk membuat kekacauan,” tutur Sofyan.
Sofyan juga menjelaskan bahwa selama ini masyarakat khususnya yang berdomisili di Propinsi Sumatera Utara sudah sejak lama hidup rukun dan saling menghargai satu sama lain.
“Saya minta juga FPI jangan membawa arogansinya saja, selama ini masyarakat sudah hidup damai berdampingan dan jangan kerukunan itu rusak hanya gara-gara ulah FPI yang dinilai selalu bikin onar diseluruh daerah dengan mengatasnamakan agama, kami tidak mau keadaan di daerah kami menjadi kacau gara-gara perbuatan FPI yang selalu mengandalkan kekerasan,” lanjut Sofyan.
Pantauan dilapangan, Selasa (26/7/2016) hingga pukul 02.10 WIB, personil Polres Deli Serdang terlihat masih melakukan pengamanan di Rumah Makan Tesalonika tersebut untuk mengantisipasi adanya bentrokan menyusul adanya rencana masyarakat untuk melawan aksi susulan yang dilakukan oleh FPI. Terlihat juga ratusan pemuda dan sukarelawan tengah melakukan penjagaan di sekitar rumah makan tersebut. (bm)
Discussion about this post