ANAKSIANTAR.NET
Setiap anak pastinya memiliki mimpi maupun cita-cita. Meski tidak seluruhnya, tapi sebagian anak pasti ada yang mencari cara untuk mewujudkan keinginan mereka. Karena, yang ada dalam benak mereka adalah bagaimana caranya agar mereka menjadi orang yang mandiri saat dewasa kelak. Anak dapat diibaratkan sebagai perekam, di usianya yang masih sangat mudah mereka mampu melihat, mendengar dan meniru apa yang dilakukan oleh para orangtua maupun lingkungan tempat tinggalnya. Jadi, jangan sampai mereka melihat dan menirukan hal-hal yang salah.
Oleh sebab itu, penggagas acara dan pengelola Lembaga Sumatera Institut, Rika Suartiningsih, mengajak anak-anak yang berusia 9 sampai 12 tahun (masih duduk dikelas II s/d VI Sekolah Dasar) untuk turut serta dalam kegiatan ini. Acara nantinya akan digelar ditengah ladang yang berada di Jalan Setia Negara 1 ujung, Kelurahan Setia Negara, Pematangsiantar.
Hingga saat ini, panitia penyelenggara masih menerima pendaftaran peserta kemah yang memenuhi syarat. Kegiatan kemah ini juga didukung oleh berbagai sponsor, diantaranya: anaksiantar.net, Sumatera Intititut, Gastina OutBound dan TV One.
Kegiatan berkemah ini adalah yang ketigakalinya di lokasi yang sama dengan sebelumnya yakni ditengah ladang. Kegiatan ini akan digelar pada Kamis dan Jum’at , 24-25 Maret mendatang.
“Kita ajarkan anak untuk disiplin, seperti sholat subuh berjamaah ketika pagi, melakukan gerak jalan, memasak hingga sarapan, mandi dan persiapan apel pagi,” ujar Rika kepada anaksiantar.net, Kamis (3/3/2016).
Menurut Rika, jadwal kegiatan selama berkemah yang diberlakukan oleh panitia terhadap peserta yaitu membersihkan area lokasi kemah, memasang tenda, sholat magrib berjamah, makan malam, apel malam, pemasangan api unggun dan kembali ke tenda untuk beristrahat.
“Menjelang siang, akan diadakan kegiatan outbound dan aneka perlombahan seperti memasak dan lainnya. Tepat pukul 12 siang usai menikmati hasil lomba masakan mereka, peserta nantinya di ingatkan kembali tentang makna arti berkemah agar kegiatan yang mereka lakukan di lokasi kemah dapat peserta terapkan dirumah. Sebab, peserta kemah yang sudah dilatih diharapkan kelak akan menjadi anak yang mandiri, berani dan penuh percaya diri,” sambung Rika.
Panitia kegiatan kemah juga memberikan pendapat serupa. Segala persiapan juga telah dilakukan termasuk tentang cara menangani peserta kemah dengan sebaik-baiknya.
“Kegiatan kemah kali ini bakal seru karena banyak yang mendaftar sebagai peserta baru yang sama sekali belum pernah merasakan suka duka tidur di perkemahan. Memang, panitia pastinya akan mengalami sedikit kerepotan untuk menangani peserta yang baru. Apalagi pesertanya adalah anak-anak yang sama sekali tidak pernah berpisah dengan orangtuanya. Tentunya kegiatan ini akan menjadi malam pertama berkemah dan malam yang paling mendebarkan bagi mereka,” kata ketua panitia perkemahan, Jauza M. Kharisma.
Jauza menerangkan bahwa calon peserta yang ingin mengikuti kegiatan ini harus memenuhi syarat yang diberlakukan seperti harus mendapatkan izin dari orang tua serta membawa peralatan berupa perlengkapan sholat, pakaian olahraga, selimut serta diwajibkan untuk menggunakan baju Pramuka. Untuk makanan, peserta diharuskan membawa bekal berupa beras, garam dan telur.
“Semua ini semata-mata demi membangun kepercayaan diri anak-anak serta menjauhkan diri dari kegiatan yang bersifat negatif. Kegiatan ini tidak dikutip biaya pendaftaran alias gratis.” tutup Jauza.