[dropcap]W[/dropcap]arga Kota Siantar kini makin cerdas dalam memilih pemimpin di Pilkada Siantar. Istilah ‘wani piro’ pun sudah mulai dikesampingkan.
“Warga Siantar sekarang sudah semakin cerdas. Bagi calon wali kota dan Wakil Wali Kota Siantar yang mengandalkan uang untuk mengeruk suara, saya rasa bakal kecewa. ‘Wani piro’ dalam istilah di Pilkada sudah mulai dikesampingkan oleh masyarakat,” papar Zunaidi Ilham Purba, Minggu pagi (7/11) sekira pukul 10.00 WIB.
Masyarakat dalam situasi politik saat ini sambung Purba, tak mau lagi terkecoh dengan calon yang mengandalkan uang banyak untuk membeli suara. Tapi, tidak dibantah jika ada yang menawarkan uang, masyarakat tetap mau menerima. “Akan tetapi, jangan harap untuk dipilih. Karena masyarakat sudah tahu jika calon wali kota seperti itu, hanya akan membawa kerugian besar bagi masyarakat selama 5 tahun masa kepemimpinannya. Bukannya mikiri rakyat, tapi mikiri modalnya yang sudah habis membeli suara,” urai Purba.
Karena itu menurut Purba, para calon wali kota yang akan bertarung di Pilkada Siantar 16 Nopember 2016 mendatang, hendaklah menghindari cara tak terhormat seperti itu.
Seperti diketahui, warga Siantar akan menjatuhkan pilihan di Pilkada Siantar yang akan digelar 16 Nopember 2016 mendatang. Paslon yang ikut bertarung adalah paslon Sujito – Djumadi dengan nomor urut 1, paslon Hulman – Hefriansyah dengan nomor urut 2, serta TRS – Zainal dan Wesly – Sailanto masing-masing nomor urut 3 dan 4. (Ung)
Discussion about this post