ANAKSIANTAR.NET
Coffee Break atau waktu beristirahat sambil menikmati hidangan kopi adalah salah satu cara yang paling banyak dilakukan untuk menaikkan mood, apalagi pada saat-saat ‘kritis’ atau sekitar pukul 3 atau 4 sore, maka coffee break pun akan dilakukan sebagai trend pelepas penat dan lelah. Selain itu, coffee break juga dipercaya sebagai kegiatan yang dapat ‘mengistirahatkan’ pikiran dan mengumpulkan tenaga sejenak dari pekerjaan yang menyita perhatian. Memang terlihat sederhana karena hanya dilakukan dengan menikmati segelas kopi. Namun, dengan melakukannya dipercaya bahwa otot yang kaku dan fikiran yang terasa berat dapat hilang sejenak.
Dengan menghirup aroma kopi dipercaya dapat mengembalikan mood yang lebih baik. Disamping itu, ternyata coffee break yang tengah trend saat ini memang memiliki sejarah yang sangat menarik. Pada kisaran sebelum abad ke-19. Saat itu, lamanya waktu kerja belum diatur. Banyak perusahaan mempekerjakan karyawan mereka hingga lebih dari 12 jam sehari. Jam kerja yang tidak ideal ini membuat karyawan tidak bisa bekerja secara optimal. Jangankan coffee break, perlakuan perusahaan lainnya dalam menghargai karyawanpun sangat tidak terlihat.
Kemudian pada tahun 1902, Barcolo Manufacturing Company, sebuah perusahaan yang berada di negara bagian New York, Amerika Serikat memasang iklan lowongan pekerjaan dengan iming-iming bahwa karyawan yang bekerja di perusahaan itu akan mendapatkan waktu beristirahat sambil menikmati kopi gratis atau “coffee break”. Lamban laun karena hal inilah coffee break mulai dituntut untuk dihadirkan bagi para karyawan di perusahaan lain. Coffee break semakin dipopulerkan dikalangan pebisnis pada tahun 1952 atau ketika Pan American Coffee Bureau gencar berkampanye tentang “Give Yourself a Coffee Break”.
Pada tahun 1964, dampak dari hasil kampanye ini semakin lama kian menggema. Persatuan pekerja pabrik (United Auto Workers) Amerika Serikat menuntut untuk mendapatkan istirahat kerja setiap harinya yang disebut dengan coffee break selama 15 menit didalam kontrak kerja mereka. Tak banyak perusahaan yang segera bergeming untuk mengikuti keinginan tersebut. Namun lambat laun ada juga perusahaan yang menghadirkan area khusus dikantor mereka agar karyawan mendapatkan jatah coffee break. Area itu dilengkapi dengan sajian minuman berupa kopi dan snack secara gratis.
Ada juga perusahaan yang secara legal telah mengatur waktu coffee break untuk karyawan mereka. Sampai pada kisaran tahun 1964, coffee break menjadi isu nasional di seluruh Amerika. Pada bulan Juni tahun itu, majalah Time melaporkan adanya negosiasi antara United Auto Workers dan The Big Three. Sebagai isu adalah hanya 15 menit mematikan mesin sehingga para karyawan dapat menikmati coffee break.
Ternyata butuh perjalanan panjang ya agar karyawan dapat menikmati atau mendapatkan hak coffee break ketika mereka bekerja. Semoga coffee break yang kita dapatkan dari perusahaan tempat kita bekerja dapat membuat kinerja kita semakin optimal dan menghasilakan karya-karya kreatif yang berguna bagi perusahaan dan tentunya untuk mengembangkan kualitas diri kita.